kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,02   3,68   0.41%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meroket 20% sepanjang 2019, analis: Bursa Jepang bisa terbang lebih tinggi lagi


Rabu, 27 November 2019 / 09:48 WIB
Meroket 20% sepanjang 2019, analis: Bursa Jepang bisa terbang lebih tinggi lagi
ILUSTRASI. Pergerakan saham di indeks Nikkei. REUTERS/Issei Kato


Sumber: CNBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Bursa Jepang sudah meroket sekitar 20% di sepanjang tahun ini. Namun, sejumlah investor besar meyakini, bursa Jepang akan terus melonjak di 2020.

Menurut prediksi Morgan Stanley, UBS dan Nomura, pulihnya kinerja perusahaan Jepang yang di luar ekspektasi akan mendorong pasar saham lebih tinggi. Hal ini akan terjadi pasca penurunan kinerja emiten selama dua tahun beruntun di Jepang seiring penguatan yen dan ketegangan perang dagang antara AS dan China.

Baca Juga: Bursa Asia menguat, investor masih waspada koreksi

Antisipasi itu sudah tercermin dalam reli pasar saham Jepang baru-baru ini. Data CNBC menunjukkan, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 16,1% dari posisi terendah Agustus di level 20.261,04 ke level 23.520,01 pada awal bulan ini. Pun demikian dengan indeks Topix yang mengalami kenaikan serupa. Indeks Topix naik 15,7% dari level 1.478,03 menjadi 1.709,67 pada periode yang sama.

Sejak akhir tahun lalu, indeks Nikkei 225 sudah naik sekitar 16,4%. Sementara indeks Topix naik 19%. Nomura memprediksi, dua indeks ini akan terus melesat ke level 25.000 dan 1.850 pada akhir 2020.

"Bursa Jepang telah menunjukkan memiliki faktor siklus yang kuat, dan sepertinya akan menjadi milik mereka karena ekspektasi naik untuk pemulihan ekonomi global," jelas Nomura seperti yang dilansir CNBC.

Baca Juga: Global market: Wall Street rekor, dollar perkasa, harga emas anjlok

Berikut adalah rekomendasi sejumlah bank investasi untuk bursa Jepang:

  • Morgan Stanley: Overweight untuk sektor IT dan jasa, finansial tidak termasuk bank, perdagangan wholesale, dan konstruksi. Underweight untuk sektor makanan, ritel, farmasi, dan otomotif.
  • UBS: Fokus pada perusahaan yang berkualitas dengan pembayaran dividen yang stabil, perusahaan yang mengadopsi transformasi organisasi, dan mereka yang melakukan praktik bisnis etik.
  • Nomura: Pilihan utama adalah saham-saham mesin dan alat-alat elektronik dan sektor instrumen presisi; IT dan jasa bisa underperform.

Sementara itu, pagi ini, Rabu (27/11), bursa Jepang mencatatkan kenaikan untuk empat sesi berturut-turut. Data yang dihimpun Reuters menunjukkan, pada pukul 0148 GMT, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,38% menjadi 23.463,22. Saham-saham otomotif dan ritel menjadi pendongkrak indeks.

Baca Juga: Bursa Asia menguat terbatas dibayangi ketidakpastian perundingan dagang AS-China

Kenaikan indeks Jepang seiring adanya ekspektasi yang tumbuh mengenai kesepakatan perang dagang antara Amerika dengan China.

Melansir Reuters, pada Selasa kemarin, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Washington sudah masuk pada tahap finalisasi atas kesepakatan dagang yang akan mengakhiri perang dagang dengan Beijing yang sudah berlangsung selama 16 bulan.

Pernyataan optimistis Trump dirilis sehari setelah para negosiator utama dari kedua negara berbicara via telepon dan sepakat untuk terus menyelesaikan atas isu-isu yang ada.

Baca Juga: Bursa Asia cenderung menguat di awal perdagangan hari ini

Dari faktor domestik, bursa Jepang mendapat sokongan dari adanya kemungkinan stimulus fiskal ekstra. Seorang pejabat senior mengatakan bahwa dirinya meyakini pemerintah saat ini sedang mempersiapkan paket stimulus yang nilainya mencapai 10 triliun yen atau setara dengan US$ 92,05 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×