Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Otot rupiah mengendur menutup pekan ini, Jumat (18/3). Di pasar spot, rupiah terkoreksi 0,32% ke Rp 13.117 per dollar AS, setelah bergerak di kisaran Rp 13.006-Rp 13.136.
Meski demikian, rupiah tren penguatan menyusul jatuhnya dollar AS pasca The Fed secara tak terduga memangkas proyeksi atas kenaikan suku bunga acuan menjadi dua kali lipat tahun ini dari sebelumnya empat kali.
Tahun ini, rupiah setidaknya telah menguat 5,1 %. "Pernyataannya The Fed bernada dovish. Hampir semua mata uang Asia menguat hari ini (kemarin), termasuk rupiah," kata Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Tresuri Bank BNI.
Pada pukul 06.45 waktu London, Bloomberg Dollar Spot Index berada di posisi 1.183,41. Tak banyak berubah dari posisi Kamis kemarin saat indeks dollar anjlok 1,1%.
Sejak 26 Februari lalu, indeks dollar sudah tergerus 3,9%. Posisi dollar setidaknya sudah melemah 0,6% terhadap 10 mata uang utama dunia dihitung sejak 11 Maret lalu.
Di sisi lain, penguatan rupiah dipicu ekspektasi investor terhadap pemangkasan BI rate. Kemarin, bank sentral menurunkan BI rate sebesar 25 bps ke level 6,75%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News