Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aturan PPKM berakhir, Senin (2/8). Pemerintah akan mengumumkan status PPKM pada malam ini pukul 19.00 WIB.
Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, penerapan PPKM terlihat menekan PMI Manufaktur bulan Juli 2021. Data PMI Manufaktur turun dari 53,5 menjadi 40,1. "Artinya pemulihan ekonomi ini erat kaitannya dengan PPKM," ujar Nico kepada Kontan.co.id, Senin (2/8).
Senada, analis Erdhika Elit Sekuritas, Regina Fawziah menilai, karena sudah berlangsung cukup lama, maka perlu diperhatikan juga beberapa dampak yang dirasakan akibat adanya kebijakan PPKM Jawa dan Bali ini. Pada PPKM level 4 yang berlaku dari 20 Juli 2021 sampai 2 Agustus 2021 beberapa usaha mikro kecil sudah kembali beroperasi.
"Namun karena jumlah pengunjung dan jam operasional yang dibatas demi mematuhi prokes yang ketat maka hal ini cukup berdampak terhadap usaha mikro dan sejenisnya," ujar Regina.
Baca Juga: Data inflasi Juli menyokong penguatan rupiah di tengah pelemahan dolar AS
Hal itu terlihat dari data PMI yang terkontraksi menjadi 40,1 karena adanya penurunan pada output, pesanan baru, dan pesanan ekspor yang menyusut cukup signifikan. Kendati begitu, Regina menilai PPKM akan kembali diperpanjang.
Sebabnya, kasus harian Covid-19 Indonesia mulai kembali meningkat. Dia mengatakan, per 1 Agustus pihaknya melihat jumlah kasus sempat kembali di atas 30.000. Padahal sebelumnya sempat turun di bawah 30.000.
Lanjutnya, untuk Jakarta yang sebelumnya menjadi kota dengan penambahan kasus terbanyak kini cenderung menurun di tengah kembali meningkatnya kasus Covid-19 saat ini. Bahkan berdasarkan data terakhir, pada 1 Agustus jumlah kasus di DKI Jakarta turun sebanyak 2.701 atau 0,33%.
"Perpanjangan PPKM saat ini memang dilakukan oleh pemerintah guna meminimalisir lonjakan yang terjadi seperti beberapa waktu lalu yang hingga tembus 50.000," papar dia.
Baca Juga: Ini penyebab saham perbankan big caps masih lesu sejak awal tahun
Dengan proyeksi itu, Regina menilai apabila PPKM diperpanjang terus-menerus akan berpengaruh terhadap beberapa data indikator ekonomi yang nantinya bisa direspons oleh market sehingga dapat mempengaruhi pergerakan atau fluktuasi IHSG.
Namun kalau melihat pergerakan IHSG saat ini, Regina menyebutkan fluktuasi per harinya cenderung mudah terpengaruh oleh katalis yang ada. Sehingga bukan hanya perkembangan PPKM dan kasus Covid-19 yang menjadi salah satu faktor pergerakan indeks saat ini.
Oleh sebab itu, ia memproyeksikan IHSG pada Agustus ini masih akan cenderung bergerak konsolidasi pada range 5.900-6.150. Sedangkan untuk sampai akhir tahun pihaknya memproyeksikan untuk IHSG akan bergerak pada kisaran 6.500-6.700.
"Dengan asumsi aktivitas ekonomi mulai membaik dan kasus harian Covid-19 mengalami penurunan sehingga kebijakan pembatasan sosial PPKM tidak diperpanjang atau tidak diberlakukan lagi," kata Regina.
Baca Juga: IHSG menguat 0,44% pada Senin (2/8), asing jual saham BBCA, BBRI, dan BMRI
Sementara Nico memproyeksikan apabila PPKM kembali diperpanjang maka IHSG akan bergerak pada range 6.000-6.100. Sementara, jika PPKM dilonggarkan IHSG akan bergerak pada level 6.070-6.185.
Nico melihat beberapa sektor yang masih akan dapat diperhatikan yakni sektor teknologi, transportasi dan logistik, perbankan, dan komoditas. Sementara, sektor yang akan mengalami tekanan apabila PPKM diperpanjang, yaitu sektor properti, otomotif, dan FMCG.
Sedangkan Regina menjagokan sektor kesehatan, komoditas sektor barang baku dengan sub sektor diversified metals & minerals. "Ini mengingat beberapa harga komoditasnya saat ini juga masih meningkat trennya," tutupnya.
Baca Juga: Kinerja semua jenis unitlink mengalami koreksi pada semester I 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News