kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab saham perbankan big caps masih lesu sejak awal tahun


Senin, 02 Agustus 2021 / 17:06 WIB
Ini penyebab saham perbankan big caps masih lesu sejak awal tahun
ILUSTRASI. Harga saham-saham perbankan yang tergabung dalam indeks LQ45 seluruhnya terkoreksi harga sejak awal tahun.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks LQ45 yang sering dijadikan acuan investasi, baik individu maupun manajer investasi, menunjukkan pergerakan yang kurang apik. Sejak awal tahun atau secara year-to-date, indeks LQ45 terkoreksi 11,20%. Padahal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,95% sejak awal tahun.

Bersamaan, harga saham-saham perbankan yang tergabung dalam indeks LQ45 seluruhnya terkoreksi harga sejak awal tahun. Penurunan terdalam dialami oleh saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang ambles 25,51%, disusul oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang harganya terkoreksi 21,94% sejak awal tahun,

Kemudian, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang turun 11,96% sejak awal tahun, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang terkoreksi 10,31%, dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang terkoreksi 10,28%. Kenaikan kinerja keuangan BMRI, BBCA, dan BBTN sepanjang semester pertama 2021 belum mampu mengangkat harga sahamnya ke zona hijau, setidaknya dalam periode sepekan perdagangan.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama menyebut, pelemahan harga saham perbankan tidak terlepas dari sikap investor saat ini. Investor akan berfokus pada pemulihan ekonomi dalam negeri khususnya pada kuartal ketiga.

Baca Juga: Tunggu restu OJK, Mega Corpora setor deposito di Allo Bank untuk diubah jadi modal

Naiknya kasus harian Covid-19 tentu dapat memberikan tekanan pada pertumbuhan kredit perbankan. Namun, Okie berharap produktivitas manufaktur di bulan Agustus dan September dapat lebih baik dibandingkan bulan Juli, sehingga risiko terhadap kualitas aset juga dapat lebih baik.

“Pergerakan saham perbankan big cap juga masih diwarnai oleh sentimen aksi korporasi dari masing-masing emiten,” terang Okie kepada Kontan.co.id, Senin (2/8). Hal inilah yang ikut memberikan pilihan wait and see investor terhadap saham big caps.

Analis Erdikha Elit Sekuritas Regina Fawziah menilai, secara fundamental saham-saham perbankan big caps seperti BBNI, BBRI, BMRI sebenarnya masih cukup baik. Secara umum, sebenarnya saat ini investor lebih cenderung melihat momentum ketika ingin membeli saham.

Baca Juga: Saham kelas kakap jeblok, bursa digerakkan saham-saham small-mid caps

Dia mencontohkan, ketika ada kabar mengenai digitalisasi bank-bank mini. Ketika kabar tersebut beredar investor, terutama investor domestik, berbondong-bondong mengakumulasi beli pada beberapa saham tersebut.

Okie mengatakan, saat ini di antara saham perbankan big caps hanya BBNI yang diperdagangkan di bawah nilai bukunya. Sementara untuk saham BBRI, BBCA, dan BMRI masih diperdagangkan di atas nilai bukunya. Pilarmas Investindo Sekuritas masih mempertahankan rating overweight pada saham big four perbankan. “Harapannya, ada penurunan non performing loans (NPL) di sepanjang tahun ini,” sambung dia.

Selanjutnya: IHSG menguat 0,44% pada Senin (2/8), asing jual saham BBCA, BBRI, dan BMRI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×