Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan pemerintah untuk menyerap hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) Selasa (12/5) sebanyak Rp 20 triliun dinilai tepat. Direktoral Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR) mengumpulkan total penawaran lelang SUN sebanyak Rp 73,75 triliun hari ini.
Sekadar mengingatkan, penawaran SUN menyentuh rekor tertingginya yakni Rp 127,12 triliun pada lelang 18 Februari 2020.
Pada lelang kali ini, pemerintah menerbitkan tujuh seri dengan target indikatif Rp 20 triliun dan maksimal mencapai Rp 40 triliun. Adapun tujuan lelang yakni untuk pelaksanaan kebijakan keuangan negara untuk penanganan pandemi Covid-19.
Baca Juga: Kurs rupiah stabil, lelang SUN Selasa (12/5) ramai peminat
Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Ezra Nazula mengatakan, langkah pemerintah meningkatkan target lelang ke level Rp 20 triliun bertujuan untuk memenuhi target defisit anggarannya yang naik ke 5,07%.
"Diserap Rp 20 triliun sesuai target, menurut saya pertimbangan yang tepat karena telah mencapai target sekalian juga dapat menjaga kestabilan pasar dengan tidak membanjiri pasar dengan supply berlebih," kata Ezra kepada Kontan, Selasa (12/5).
Apalagi, Ezra mengingatkan bahwa sebelumnya pemerintah telah melakukan private placement. Selain itu, dia juga mengakui bahwa jumlah penawaran yang masuk pada lelang kali ini meningkat tajam dibanding sebelumnya karena beberapa faktor.
Baca Juga: Penawaran Rp 73 triliun, pemerintah hanya menyerap Rp 20 triliun pada lelang SUN
Pertama, didukung dengan adanya risk on global seiring dengan rencana beberapa negara untuk mulai membuka kembali aktivitas perekonomian. Kedua, Ezra mengungkapkan bahwa imbal hasil obligasi Indonesia saat ini cukup menarik, tercermin dari angka inflasi dan makro Indonesia.
Alhasil, kondisi tersebut berhasil membuat investor asing kembali melirik obligasi Tanah Air setelah sempat mereda oleh aksi jual. Faktor ketiga yakni stabilnya nilai tukar rupiah di bawah Rp 15.000 per dolar AS. "Selama sentimen-sentimen di atas berlanjut positif maka kami perkirakan pasar obligasi dapat terjaga dan kondusif," kata dia.
Dia berharap, pasar pasar obligasi dapat terjaga dan kondusif dan penawaran yang masuk lelang terus menguat. Ezra memperkirakan imbal hasil obligasi Indonesia untuk tenor 10 tahun dapat turun di bawah 7% akhir 2020 dengan dukungan sentimen-sentimen positif di atas.
Baca Juga: Analis: Lelang SUN seri tenor 5-10 tahun diproyeksikan paling diburu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News