Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Sukarno mengatakan, penjualan SIDO bisa melonjak sejalan dengan meningkatnya permintaan atas beberapa produk dari SIDO sebagai pencegahan penyakit di tengah pandemi Covid-19. “Sedangkan ICBP merupakan emiten yang memproduksi barang konsumsi, salah satu yang jadi pilihan di saat keadaan ekonomi tengah menurun,” ungkap Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (14/4).
Dari segi fundamental, ia menjelaskan, ketiga emiten itu cukup menarik dan kinerja terakhir juga masih positif, sementara secara valuasi pun sudah tergolong diskon.
Baca Juga: IHSG menguat 1,79% disulut keputusan suku bunga Bank Indonesia
Sekadar mengingatkan, sepanjang tahun 2019 MNCN mengantongi pendapatan sebesar Rp 8,35 triliun, tumbuh 12,23% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan pendapatan MNCN juga diikuti dengan melonjaknya laba bersih sebesar 47% menjadi Rp 2,35 triliun pada 2019.
SIDO juga berhasil mengerek laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp 807,69 miliar pada tahun lalu. Laba bersih SIDO melejit 21,67% ketimbang dengan tahun 2018 yang sebesar Rp 663,85 miliar. Kenaikan laba bersih SIDO ditopang oleh penjualan yang juga tumbuh 11,23% menjadi Rp 3,07 triliun di akhir tahun lalu.
Selanjutnya, ICBP pun mencatatkan pertumbuhan penjualan neto konsolidasi sebesar 10% menjadi Rp 42,30 triliun di sepanjang tahun 2019 lalu.
Sukarno merekomendasikan pelaku pasar untuk buy saham MNCN, SIDO, dan ICBP. Sedangkan untuk saham yang lainnya, investor bisa melakukan trading buy apabila ada sinyal teknikal.
Baca Juga: Kekhawatiran penangangan corona masih menghantui investor, hasil lelang SUN turun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News