kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Menilik prospek saham-saham yang jadi buruan asing


Selasa, 14 April 2020 / 21:46 WIB
Menilik prospek saham-saham yang jadi buruan asing
ILUSTRASI. Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (31/3/2020). IHSG sukses membukukan rebound dan mengakhiri pergerakannya pada perdagangan hari Selasa (31/3/2020) di le


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing mengurangi kepemilikan atas saham-saham domestik akibat penyebaran virus corona (Covid-19). Dalam sepekan, berdasarkan data RTI, jumlah dana asing yang keluar dari bursa mencapai Rp 1,94 triliun di pasar reguler dan total sebesar Rp 1,48 triliun di seluruh pasar.

Pada perdagangan Selasa (14/4), asing mencatatkan jual bersih sebanyak Rp 439,45 di pasar regular dan Rp 426,99 miliar di seluruh pasar. Meski demikian, masih ada beberapa saham yang masih diminati asing dan mencatat net buy dalam sepekan terakhir.

Di urutan pertama, ada saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang mencatat nilai beli bersih investor asing mencapai Rp 63,21 miliar. Posisi kedua, ada saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dengan catatan net buy Rp 36,81 miliar. Selanjutnya, saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) yang membukukan net foreign buy sebanyak Rp 14,87 miliar.

Baca Juga: Ada wabah corona, kepemilikan investor asing atas efek di Indonesia berkurang

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) berada di urutan keempat dengan nilai beli bersih investor asing sebesar Rp 12,49 miliar. Kemudian, saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) juga masih membukukan beli bersih investor asing sebesar Rp 8,35 miliar dan pada posisi keenam ada PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) dengan catatan net foreign buy Rp 2,87 miliar.

Perusahaan pertambangan batubara PT Adaro Energy Tbk (ADRO) masih diminati investor asing dengan nilai beli bersih investor asing Rp 2,18 miliar, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) juga menorehkan net buy sebanyak Rp 2,13 miliar, dan saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatat beli bersih investor asing sebesar Rp 1,92 miliar dalam sepekan terakhir.

Analis OSO Sekuritas, Sukarno Alatas menilai, investor asing membeli saham-saham tersebut lantaran memanfaatkan faktor teknikal. Ia melihat, prospek saham-saham yang diburu asing ini berpotensi kembali menguat lantaran sudah turun cukup dalam serta secara valuasi sudah terdiskon.

Baca Juga: Dana kelolaan reksadana saham dan pasar uang jatuh paling dalam

Menurut Sukarno, ada beberapa saham yang masih menarik dikoleksi seperti saham MNCN, SIDO, dan ICBP. Alasannya, dalam kondisi seperti ini MNCN diuntungkan dengan penerapan kerja dari rumah yang membuat traffic semakin meningkat.

Sukarno mengatakan, penjualan SIDO bisa melonjak sejalan dengan meningkatnya permintaan atas beberapa produk dari SIDO sebagai pencegahan penyakit di tengah pandemi Covid-19. “Sedangkan ICBP merupakan emiten yang memproduksi barang konsumsi, salah satu yang jadi pilihan di saat keadaan ekonomi tengah menurun,” ungkap Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (14/4).

Dari segi fundamental, ia menjelaskan, ketiga emiten itu cukup menarik dan kinerja terakhir juga masih positif, sementara secara valuasi pun sudah tergolong diskon.

Baca Juga: IHSG menguat 1,79% disulut keputusan suku bunga Bank Indonesia

Sekadar mengingatkan, sepanjang tahun 2019 MNCN mengantongi pendapatan sebesar Rp 8,35 triliun, tumbuh 12,23% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan pendapatan MNCN juga diikuti dengan melonjaknya laba bersih sebesar 47% menjadi Rp 2,35 triliun pada 2019.

SIDO juga berhasil mengerek laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp 807,69 miliar pada tahun lalu. Laba bersih SIDO melejit 21,67% ketimbang dengan tahun 2018 yang sebesar Rp 663,85 miliar. Kenaikan laba bersih SIDO ditopang oleh penjualan yang juga tumbuh 11,23% menjadi Rp 3,07 triliun di akhir tahun lalu.

Selanjutnya, ICBP pun mencatatkan pertumbuhan penjualan neto konsolidasi sebesar 10% menjadi Rp 42,30 triliun di sepanjang tahun 2019 lalu.

Sukarno merekomendasikan pelaku pasar untuk buy saham MNCN, SIDO, dan ICBP. Sedangkan untuk saham yang lainnya, investor bisa melakukan trading buy apabila ada sinyal teknikal.

Baca Juga: Kekhawatiran penangangan corona masih menghantui investor, hasil lelang SUN turun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×