kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menilik Kinerja Saham Emiten yang IPO pada Pekan Ini


Selasa, 10 Oktober 2023 / 20:12 WIB
Menilik Kinerja Saham Emiten yang IPO pada Pekan Ini
ILUSTRASI. Suasana Bursa Efek Indonesia saat pencatatan perdana saham PT?Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan?PT Pulau Subur Tbk (PTPS) pada Senin (9/10/2023).


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren initial public offering (IPO) masih berlanjut. Beberapa emiten yang IPO di pekan ini bahkan berhasil mencatatkan kenaikan harga saham yang signifikan.

PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menyentuh level auto rejection atas (ARA) selama 2 hari berturut-turut. Pada saat IPO, Senin (9/10), harga saham BREN hari pertama bertengger di posisi Rp 975 per saham atau naik 25% dari harga penawaran sebesar Rp 780 per saham.

Di hari kedua, harga saham BREN pada perdagangan hari kedua di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/10), menyentuh batas tertinggi, Rp 1.215, naik 240 poin atau 24,62% hingga penutupan perdagangan.

PT Lovina Beach Brewery Tbk (STRK) juga menyentuh ARA di hari pertama perdagangan di Selasa (10/10), pada posisi Rp 135 per saham atau naik 35%.

Baca Juga: Perang Israel Dorong Harga Komoditas Energi, Cek Rekomendasi Saham Migas dan Batubara

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan, sentimen positif untuk BREN adalah karena market cap emiten itu terbilang cukup besar. Namun, jumlah saham yang ditawarkan kepada masyarakat pada saat IPO sangat rendah. Melansir RTI, jumlah saham BREN yang ditawarkan ke masyarakat hanya 3% dari total saham keseluruhan.

Tingginya permintaan dari investor tetapi ketersediaannya terbatas mengakibatkan harganya terbang.

Sementara, Budi melihat, harga STRK yang menyentuh ARA tidak akan bertahan lama. Sebab, jumlah saham yang ditawarkan kepada masyarakat pada saat IPO lebih dari 5%. Melansir RTI, jumlah saham STRK yang ditawarkan ke masyarakat sebanyak 11,01% dari total saham.

“ARA di STRK tidak akan selama BREN, karena jumlah saham yang ditawarkan kepada masyarakat pada saat IPO sudah belasan persen. Sehingga, lebih susah untuk menjaga harganya,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (10/10).

Menurut Budi, apa yang terjadi pada BREN dan STRK kemungkinan tidak akan terjadi kepada emiten lain yang akan IPO dalam waktu dekat.

Besok (11/10), PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) dan PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) akan segera melantai di BEI.

“Yang akan IPO dalam waktu dekat ini juga ada UDNG yang sekarang sudah book-building,” paparnya.

Baca Juga: Pengendali Tambah Kepemilikan Saham, Cek Rekomendasi Saham Bumi Serpong Damai (BSDE)

Oleh karena itu, Budi menyarankan agar investor lebih selektif dalam memilih emiten yang akan IPO untuk dipilih untuk berinvestasi.

“Investor harus membaca prospektus dengan baik,” tuturnya.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, emiten sebenarnya cenderung menahan untuk melakukan IPO di tahun 2023.

 

“Saat ini, menjelang masa kampanye dan pemilu, sehingga emiten akan cenderung menahan untuk melakukan IPO,” ungkapnya.

Terkait kinerja emiten IPO yang mencatatkan ARA, hal itu didukung sentimen peluncuran bursa karbon.

“Namun, untuk emiten lain, sulit untuk kembali mencetak ARA, karena tidak ada sentimen pendukung yang meningkatkan kinerja,” ungkapnya.

Fajar juga menilai, kemampuan emiten menyentuh ARA di hari perdana perdagangan tidak menjadi jaminan kinerja emiten tersebut akan baik ke depannya.

Oleh karena itu, Fajar tidak memberikan rekomendasi tertentu untuk emiten-emiten baru dan yang akan melantai di bursa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×