kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengulas pemicu merosotnya kinerja Unilever Indonesia (UNVR)


Sabtu, 24 Juli 2021 / 09:45 WIB
Mengulas pemicu merosotnya kinerja Unilever Indonesia (UNVR)


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sepanjang enam bulan pertama tahun ini masih lesu. Penjualan bersih UNVR turun 7,33% year on year (yoy) menjadi Rp 20,18 triliun. Padahal pada periode yang sama tahun 2020, penjualan bersihnya tercatat Rp 21,77 triliun.

Kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh masih mendominasi penjualan dengan kontribusi Rp 12,49 triliun. Tapi, capaian ini lebih rendah 10,71% dibanding semester I-2020.

Lalu, penjualan makanan dan minuman mencapai Rp 6,69 triliun, hanya naik tipis 0,33% yoy dari Rp 6,66 triliun. Lesunya penjualan UNVR turut menekan laba bersih perusahaan. Dari Januari hingga Juni 2021, laba bersih UNVR tertekan 15,85% yoy menjadi Rp 3,05 triliun.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Nasrullah Putra Sulaeman mengatakan, turunnya kinerja UNVR tidak terlepas dari harga bahan baku yang naik. Sehingga, gross margin UNVR ikut tertekan menjadi 50,8% dari sebelumnya 51,4%.

Baca Juga: Saham sektor industri mampu naik tipis, ini penopangnya

Menurut dia, beban-beban UNVR sebenarnya menipis. Tapi, penurunan ini belum mampu mengangkat kinerjanya. Ia mencontohkan, beban pemasaran dan penjualan sudah ditekan.

Tapi, rasio advertising promotion to sales masih di kisaran 20%. Ini memperlihatkan efisiensi UNVR sudah mencapai batas. Jika beban pemasaran dan penjualan ditekan lagi, market share UNVR bisa ikut turun.

"Penurunan kinerja ini jauh lebih dalam dibandingkan perkiraan kami," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (22/7).

Baca Juga: IHSG melemah ke 6.094 pada akhir sesi I, Jumat (23/7) meski asing catat net buy

Sebenarnya, aktivitas perekonomian yang berjalan di atas ekspektasi bisa menjadi katalis positif UNVR menopang kinerjanya. Tapi, hal ini terkendala tingginya kasus Covid-19 dan kebijakan PPKM. Jika kinerja UNVR ke depan meleset terlalu jauh dari ekspektasi, Nasrullah membuka kemungkinan merevisi target UNVR.

Namun saat ini, ia masih mempertahankan rating hold dengan target harga Rp 5.900 per saham. Pendapatan UNVR tahun ini juga masih dipertahankan di Rp 44,6 triliun, naik 3,9% dengan laba bersih naik 1% menjadi Rp 7,2 triliun.

Selanjutnya: IHSG turun 0,71% di akhir sesi I hari ini, asing jual BBCA, UNVR, ARTO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×