kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.196   61,44   0,86%
  • KOMPAS100 1.106   12,55   1,15%
  • LQ45 877   9,19   1,06%
  • ISSI 220   3,21   1,48%
  • IDX30 449   5,23   1,18%
  • IDXHIDIV20 541   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,64   1,31%
  • IDXV30 135   1,63   1,22%
  • IDXQ30 149   1,31   0,89%

Saham sektor industri mampu naik tipis, ini penopangnya


Jumat, 23 Juli 2021 / 21:08 WIB
Saham sektor industri mampu naik tipis, ini penopangnya
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks sektoral di bursa masih mencetak kenaikan sejak awal tahun atau year to date (ytd). Tidak terkecuali IDX Sektor Industri. 

Di tengah kondisi  yang masih dibayang-bayangi pandemi, IDX Sektor Industri masih mampu mencatatkan pertumbuhan walaupun paling minim dibandingkan sektor-sektor lainnya. Statistik Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, IDX Sektor Industri naik 2,67% ytd. 

Analis Erdhika Elit Sekuritas Hendri Widiantoro mencermati, kenaikan saham-saham yang tergabung dalam IDX Sektor Industri itu ditopang oleh melejitnya harga saham PT Multipolar Tbk (MLPL). 

"Masuknya Gojek ke Grup Lippo yang membuat MLPL ini meningkat signifikan, bahkan pada bulan Juni sempat berada di resistance tertinggi yakni Rp 810," ujar Hendri kepada Kontan.co.id, Jumat (23/7). 

Pada 6 April 2021 yang lalu, MLPL melepas 11,9% saham atau setara 896,33 juta saham ke tiga pihak yakni PT Panbridge Investment Ltd, Threadmore Capital Ltd, dan PT Pradipa Darpa Bangsa. 

Baca Juga: PAM Mineral (NICL) mengalap berkah dari kenaikan harga nikel

Asal tahu saja, Pradipa Darpa merupakan entitas usaha yang 99,996% sahamnya dimiliki oleh PT Aplikasi Karya Anak Bangsa Alias Gojek. Sedang 0,004% sisanya dikuasai oleh PT Dompet Karya Anak Bangsa.

"Sejak saat itu, saham MLPL trennya terus mengalami penguatan, Meskipun saat ini tren dalam jangka pendeknya tengah bergerak konsolidasi,namun dalam jangka panjang berdasarkan Moving Average 200 masih ada potensi penguatan," imbuhnya. 

Menurut RTI Business, saham MLPL memang menguat signifikan sejak awal tahun. Tercatat, harga sahamnya terkerek hingga 801,41% ytd menjadi Rp 640 per saham pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (23/7).

Selain MLPL, kenaikan dari harga saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) juga menjadi penopang Sektor Industri. Menurut catatan RTI Business, saham EMTK sudah naik drastis 84,29% sejak awal tahun menjadi Rp 2.580 per saham. 

Adapun hingga saat ini, saham EMTK masih memiliki potensi penguatan dilihat dari tren jangka panjang berdasarkan Moving Average 200. Sementara dalam jangka pendek hingga menengah sahamnya cenderung bergerak konsolidasi.

Selain dua saham yang mengalami kenaikan harga signifikan, Hendri mencermati, di IDX Sektor Industri terdapat emiten yang memiliki fundamental baik dan harganya tengah menurun, yakni PT Astra International Tbk (ASII) dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Menurutnya, tren pergerakan saham kedua emiten ini masih melemah atau donwtrend. Oleh karenanya, investor bisa memaksimalkan momentum ini untuk mulai cicil beli sampai ada tanda-tanda teknikal rebound.

Ke depannya, saham-saham dalam Sektor Industri berpotensi bisa menguat lebih tinggi apabila aktivitas manufaktur mengalami pemulihan seiring dengan perbaikan kondisi ekonomi yang sedang berjalan. 

Hal ini memungkinkan terjadi melihat jumlah kasus Covid-19 yang mengalami penurunan, sehingga dapat mendorong membaiknya emiten-emiten terkait bahan baku ataupun bahan penunjang aktivitas manufaktur. 

Baca Juga: Semester I-2021, PTPP raih kontrak baru Rp 8,5 triliun

Sementara itu, berkaca dari data terakhir PMI Manufaktur Indonesia, ekspansi masih terjadi walaupun memang melambat karena kenaikan kasus Covid-19 di akhir periode Juni 2021. Akan tetapi, angka PMI Manufaktur Indonesia masih tergolong baik. 

"Dengan level PMI Manufaktur saat ini, potensi terjadinya kenaikan atau ekspansi lebih tinggi bisa terjadi minimal pada kuartal IV 2021 dengan asumsi kasus Covid-19 mulai melandai dan aktivitas ekonomi perlahan pulih, begitupun dengan aktivitas manufaktur yang ada," katanya. 

Di sisi lain, Sektor Industri bepeluang menguat karena adanya potensi kenaikan dari sub industri multisector holdings seperti ASII ke depannya.

Selanjutnya: Fokus garap kelompok konsumen premium, Unilever (UNVR) raup laba Rp 3 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×