kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Mengintip ramalan nasib rupiah pada Kamis (4/4) besok


Selasa, 02 April 2019 / 22:09 WIB
Mengintip ramalan nasib rupiah pada Kamis (4/4) besok


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan dollar Amerika Serikat (AS) terbilang ciamik. Penguatan dalam dua pekan terakhir ini karena kekhawatiran tentang ekonomi global yang melemah serta imbal hasil obligasi AS yang menggiurkan.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim melihat saat ini posisi rupiah menguat tipis, karena pasar masih banyak yang berminat ke dollar AS. Sehingga ke depan rupiah masih terancam koreksi. Terbukti dollar AS dalam index spot tercatat tumbuh 0,15% di level 97,38.

Berdasarkan data Bloomberg, pada Selasa (2/4) rupiah pasar spot ditutup menguat 0,04% di level Rp 14.223 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia mata uang Garuda terdepresiasi 0,04% menjadi Rp 14.237 per dollar AS.

Treasury AS dijual dan imbal hasil mereka melonjak semalam, di mana suku bunga tenor sepuluh tahun naik lebih dari 8 basis poin. Imbal hasil treasury sepuluh tahun berdiri di level 2,492% didorong oleh kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global.

Data manufaktur ISM AS untuk Maret menunjukkan kenaikan ke 55,3, dengan mudah mengalahkan ekspektasi 54,5. Angka di atas 50 dalam indeks ISM menunjukkan ekspansi di bidang manufaktur, yang menyumbang sekitar 12% dari ekonomi AS.

Sementara ekonomi global melemah ditandai lagi dengan rilis data inflasi zona Euro periode Maret tercatat 1,4% year-on-year (YoY). Di bawah konsensus pasar yaitu 1,5% YoY dan masih jauh dari target mendekati 2% yang dipasang European Central Bank (ECB).

“Inflasi yang masih lambat menandakan ekonomi di Eropa belum pulih,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Selasa (2/4). Artinya, ECB kemungkinan besar tetap akan mempertahankan kebijakan moneter longgar dan akomodatif untuk mendorong permintaan, tidak akan ada kenaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat.

Di sisi lain pasar sedang memantau perkembangan lebih lanjut pada Brexit setelah Parlemen Inggris kembali menolak semua opsi alternatif untuk kesepakatan penarikan Perdana Menteri Inggris, Theresa May.

Ibrahim meramal pada Kamis (4/4) mata uang Garuda akan ditransaksikan di kisaran Rp 14.190-Rp 14.260 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×