Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve telah memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps). Dengan pemangkasan itu, pasar merespons dengan peningkatan aktivitas beli yang signifikan, terutama karena biaya pinjaman yang lebih rendah mendorong likuiditas ke aset-aset spekulatif seperti kripto.
Berdasarkan coinmarketcap, harga BTC berada di US$ 63,562 pada Selasa (24/9) pukul 19.30 WIB. Sepekan terakhir, harganya naik 7,44% dan dalam 24 jam terakhir terkoreksi naik 0,13%.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan untuk Bitcoin (BTC), harga telah menunjukkan pergerakan kuat ke level resistensi US$ 64.000 yang dicapai pada Jumat (20/9). Karenanya, BTC berpotensi menguat lebih lanjut menuju US$ 70.000 atau bahkan US$ 86.000 pada kuartal terakhir tahun ini, tergantung pada sentimen pasar.
Baca Juga: Harga Bitcoin Berpotensi ke US$80.000 pada Akhir Tahun 2024
"Momentum ini tidak hanya didorong oleh pemangkasan suku bunga, tetapi juga diperkuat oleh ekspektasi pasar terhadap opsi ETF Bitcoin dari institusi besar seperti Blackrock, yang memberikan sinyal positif bagi investor," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (24/9).
Ke depannya, Fyqieh menilai potensi penguatan harga Bitcoin dan aset kripto lain sangat terbuka, terutama memasuki kuartal IV, yang secara historis menjadi periode bullish untuk pasar kripto. Menurutnya, dengan adanya faktor-faktor seperti kebijakan moneter yang longgar dan meningkatnya ketertarikan terhadap aset safe haven seperti emas, Bitcoin dapat terus reli menuju level resistance utama di US$ 70.000, dengan potensi pengujian level psikologis US$ 100.000.
Meski demikian, volatilitas tetap menjadi perhatian utama, terutama jika ada gejolak lebih lanjut di pasar global. "Namun, bagi investor yang siap mengambil risiko, penguatan ini bisa menjadi peluang besar untuk meraih keuntungan di akhir tahun ini," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News