Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
SPAR adalah rantai ritel multinasional yang berbasis di Belanda dan waralaba dengan sekitar 12.500 toko di 41 negara di seluruh dunia. Tahun ini, RALS bekerjasama dengan SPAR mengonversi 25 toko Robinson ke toko SPAR setiap.
David juga menilai strategi yang dilakukan RALS tersebut cukup bagus. Namun, dia memperkirakan kinerja perseroan tahun ini akan cenderung stagnan karena masalah utama industri ritel maupun konsumer adalah perlambatan ekonomi.
Adapun Lucky Bayu Purnomo, Analis Danareksa sekuritas melihat prospek RALS ke depan justru akan semakin baik. Pasalnya angka penjualan ritel sejak tiga tahun terakhir terus mengalami pertumbuhan. "Sektor Jasa barang dan jasa termasuk ritel telah menguat 60% sejak tahun 2013 sampai sekarang, " terangnya.
Lucky bilang, meningkatnya Indeks Harga Konsumen (IHK) dalam setahun terakhir ini akan menjadi sinyal positif bagi peningkatan penjualan RALS ke depan. IHK pada Mei 2016 tercatat sebesar 123,48, sementara pada periode Juni 2015 hanya tercatat 120,14.
Sentimen positif dari momentum Ramadan menurutnya akan semakin memperkuat potensi pertumbuhan RALS tahun ini. Di sisi lain, gerai-gerai RALS menjual barang-barang konsumsi untuk kalangan menengah ke bawah.
Lucky memperkirakan potensi pertumbuhan ritel ke depan akan semakin baik di tengah kondisi daya beli masyarakat yang semakin membaik. Oleh karena itu, dia masih merekomendasikan buy untuk RALS dengan target harga Rp 875-Rp 1.000.
Begitu juga dengan David, dirinya masih merekomendasikan buy saham RALS saat ini dengan target harga Rp 1.000. "Momentum lebaran ini akan mendorong penjualan RALS secara signifikan sehingga harga sahamnya juga masih berpotensi naik," Tandasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News