kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Mengenal lebih jauh aset kripto bertemakan metaverse


Jumat, 03 Desember 2021 / 17:36 WIB
Mengenal lebih jauh aset kripto bertemakan metaverse
ILUSTRASI. Dalam dunia kripto, konsep metaverse sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum lama, Mark Zuckerberg mengumumkan bahwa Facebook Inc. berganti nama menjadi Meta. Hal ini sejalan dengan tujuannya untuk mengembangkan dunia metaverse sendiri.

Dalam dunia kripto, konsep metaverse sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru karena beberapa aset kripto memang ada yang teknologinya berfokus pada metaverse. Beberapa di antaranya adalah Decentraland (MANA), Axie Infinity (AXS), serta Sandbox (SAND). 

Ketiganya sama-sama merupakan sebuah platform game virtual yang menggunakan masing-masing token dalam permainannya. Selain untuk keperluan platform, token ini juga dapat ditransaksikan pada exchange layaknya aset kripto pada umumnya.

Decentraland adalah sebuah platform game virtual yang beroperasi pada blockchain Ethereum yang memungkinkan pengguna untuk membuat, bermain, dan memonetisasi konten mereka secara terbuka. Lewat penggunaan token MANA, pengguna bisa membeli avatar, perangkat dan perlengkapan penunjang, dan fasilitas lain di dalamnya. 

Baca Juga: Pasar wait and see, harga Bitcoin belum bergerak dari US$ 56.000-US$ 57.000

Sementara Axie Infinity juga mengusung konsep metaverse namun menghadirkan fitur Play to Earn (P2E). Axie Infinity merupakan game digital berbasis Non Fungible Token (NFT) yang dibuat di blockchain Ethereum. Lewat fitur P2E, pengguna bisa mendapatkan token dan keuntungan. 

Lalu ada juga The SandBox yang juga mengusung konsep P2E. Namun, di SandBox, pengguna bisa menjadikan dirinya sebagai karakter dalam game, lalu melakukan kegiatan jual-beli di NFT Land. Selain itu, pengguna juga dapat membuat, membagikan, dan memonetisasi aset di Sandbox.

Pasca pengumuman Zuckerberg, harga-harga aset kripto berbasis metaverse ini melambung tinggi. CEO Triv Gabriel Rey menjelaskan, kenaikan token metaverse memang didorong oleh hype pengumuman dari Zuckerberg tersebut. Kendati begitu, pengembangan metaverse milik Meta tidak serta merta akan membuat prospek token-token tersebut menjadi prospektif ke depannya.

“Semuanya kembali pengembangan teknologi dan masing-masing kegunaannya. Kenaikan harga tersebut lebih karena hype dari sentimen,” ujar Gabriel ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (3/12).

Baca Juga: Bitcoin hingga Dogecoin merah, harga 2 mata uang kripto ini melonjak di atas 10%

Menurutnya, jika investor ingin berinvestasi secara jangka panjang pada token metaverse, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satu faktor terpenting adalah keberadaan pengguna aktif pada metaverse tersebut. 

Pasalnya, pertumbuhan teknologi atau persaingan pada dunia metaverse sangat bergantung pada jumlah penggunanya. Jadi, ia menyarankan para investor untuk melihat jumlah pertumbuhan pengguna metaverse tersebut secara bulanan.

Dari sisi risiko, Gabriel mengingatkan bahwa para pengembang aset kripto metaverse ini belum punya kompetitor besar. Ia mencontohkan, untuk metaverse berbasis permainan, saat ini developer maupun publisher game besar seperti Steam, Activision, Blizzard, dsb belum merambah dunia metaverse.

“Para pengembang konvensional tadi jelas lebih banyak dari sisi modal maupun user, jadi jika mereka memutuskan mengembangkan metaverse, aset kripto metaverse yang ada saat ini bisa terancam karena akan sulit bersaing,” imbuhnya.

Oleh karena itu, ia merekomendasikan investor harus benar-benar selektif dan jeli jika ingin masuk ke aset kripto berbasis metaverse. Selain jumlah pengguna, Gabriel juga menyarankan investor mencari aset kripto metaverse yang sudah punya back up kuat dari perusahaan besar guna memastikan kemampuan bersaing di masa yang akan datang.

Baca Juga: The Fed peringatkan risiko inflasi tinggi: Harga Bitcoin anjlok, Ethereum melonjak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×