kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meneropong prospek reksadana BNP Paribas Prima II


Rabu, 11 Mei 2016 / 17:23 WIB
Meneropong prospek reksadana BNP Paribas Prima II


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Guna mendongkrak imbal hasil (return), umumnya manajer investasi mengalokasikan dana produk reksadana pendapatan tetap pada Surat Utang Negara (SUN) bertenor panjang.

Begitu pula strategi PT BNP Paribas Investment Partners alias BNPP IP dalam mengelola reksadana pendapatan tetap BNP Paribas Prima II.

Maya Kamdani, Head of Marketing BNPP IP berujar, mayoritas aset BNP Paribas Prima II memang diparkir pada obligasi pemerintah bertenor panjang. Sebab, SUN bertenor lebih dari 10 tahun memiliki likuiditas tinggi sehingga lebih reaktif. Artinya, instrumen tersebut berpotensi mendulang kenaikan harga (capital gain) lebih besar kala pasar obligasi bullish.

“Obligasi pemerintah juga lebih aman. Risiko gagal bayar sangat kecil atau hampir tidak ada,” terangnya.

Sejak awal tahun, pasar obligasi dalam negeri memang disokong katalis positif. Di antaranya pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) ke level 6,75%, stabilitas rupiah, hingga terjaganya inflasi domestik di level rendah.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,16% periode Januari 2016 – April 2016.

Mengutip fund fact sheet per Maret 2016, efek surat utang mendominasi racikan BNP Paribas Prima II hingga 77,23%. Sisanya, 22,77% aset berupa instrumen pasar uang semisal deposito perbankan.

Perusahaan memang leluasa menempatkan 0% - 90% dana pada instrumen pasar uang serta 0% - 100% pada obligasi.

“Reksadana ini memang sesuai bagi investor yang berprofil risiko moderat dengan horizon investasi menengah hingga panjang,” ujarnya.

Adapun per April 2016, BNP Paribas Prima II telah mencetak return 8,91% (ytd). Angka tersebut mengungguli rata-rata return reksadana pendapatan tetap, tercermin pada Infovesta Fixed Income Fund Index yang tercatat 6,49% periode sama.

Dengan strategi yang kini diterapkan, Maya berharap hingga akhir tahun 2016, return BNP Paribas Prima II dapat tetap mengungguli rata-rata return reksadana pendapatan tetap.

Pasar obligasi domestik berpeluang melanjutkan tren bullish apabila inflasi Tanah Air tetap terjaga. BI juga bakal menerapkan kebijakan BI seven days reverse repo rate mulai Agustus 2016 mendatang.

“Kami masih memantau situasi apakah bakal memperbesar porsi obligasi. Soalnya masih ada risiko volatilitas di pasar,” jelasnya.

Maklum, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias the Fed berencana menaikkan suku bunga yang saat ini di level 0,25% - 0,5%.

Per 10 Mei 2016, reksadana pendapatan tetap ini telah diperdagangkan dengan nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) senilai Rp 2.001,76. Adapun per Maret 2016, BNP Paribas Prima II telah meraih dana kelolaan Rp 851,57 miliar. Produk yang meluncur sejak 25 September 2007 tersebut menggunakan bank kustodian Citibank, N.A. cabang DKI Jakarta.

Nah, investor yang ingin mengoleksi reksadana ini dapat melakukan pembelian minimal Rp 500 ribu yang dikenakan biaya maksimal 2% per transaksi.

Perusahaan juga mengutip biaya pengalihan maksimal 1% per transaksi serta biaya jasa pengelolaan maksimal 2% per tahun. Ada pula biaya jasa kustodian sebesar 0,2% - 0,25% per tahun.

Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo menduga, sepanjang tahun 2016, Infovesta Fixed income Fund Index akan berkisar 7% - 7,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×