Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Window dressing akhir tahun 2023 masih akan ramai meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini masih ragu-ragu menembus level 7.000.
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan, IHSG di akhir tahun 2023 mungkin saja bisa mencatatkan kinerja yang positif, khususnya pada kuartal keempat 2023 yang dimulai bulan Oktober.
“Pasalnya, kuartal keempat akan dimulai dengan kehadiran pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden yang akan memberikan dampak terhadap pasar,” ungkap dia kepada Kontan.co.id, Senin (25/9).
Apabila ternyata calon presiden dan calon wakil presiden yang didaftarkan sesuai dengan harapan pasar, hal itu tentu akan memberikan sentimen positif bagi pasar.
Baca Juga: Wall Street Melemah Akibat Potensi Suku Bunga Tinggi Berkepanjangan
Namun, jika pasar masih didera sentimen negatif, ini akan menjadi salah satu bantalan bagi pasar untuk menghadapi tekanan dari global.
Tidak hanya pendaftaran Pemilu 2024, era kenaikan tingkat suku bunga terlihat seakan-akan sudah hampir berakhir. Tinggal pertemuan The Fed pada bulan November mendatang yang akan menjadi kunci. Apabila The Fed tidak menaikkan tingkat suku bunga, maka dapat dipastikan pasar akan bergelora luar biasa.
“Sebab, fase kenaikan tingkat suku bunga akan berakhir, meskipun belum tentu kapan penurunan akan terjadi. Hal ini penting untuk menjaga sentimen positif setidaknya pada akhir tahun 2023,” tutur Nico.
Sayangnya, Nico belum memberikan proyeksi IHSG di akhir tahun 2023, karena masih ingin melihat kinerja pasar di kuartal III 2023.
Baca Juga: The Fed dan BI Kompak Menahan Suku Bunga, Saham Apa yang Bisa Dipilih?
Nico melihat, sektor perbankan sejauh ini sudah pasti akan mendapatkan sentimen yang positif. Tinggi tingkat suku bunga tentu akan membuat nasabah akan enggan untuk meminjam.
Namun, bank-bank BUKU 4 biasanya sudah punya segmented customer, sehingga mereka mampu menjaga penyaluran kreditnya dengan baik. Akhirnya sektor perbankan masih akan tumbuh meskipun melambat.
“Selain itu, ada consumer non-cyclical (konsumen primer) akan naik kinerjanya dengan kehadiran Pemilu 2023. Naiknya sektor consumer non-cyclical (konsumen nonprimer) pun akan mendorong peningkatan transportasi dan logistik beserta dengan infrastruktur,” paparnya.
Nico melihat, kinerja saham-saham dari sektor consumer non-cyclical, transportasi dan logistik, serta infrastruktur masih terlalu dini untuk dinilai.
Sehingga, Nico merekomendasikan beli saham-saham bank big 4, yaitu BMRI, BBNI, BBCA, dan BBRI dengan target harga Rp 6.600, Rp 11.350, Rp 10.100, dan Rp 6.150 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News