Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Window dressing diperkirakan masih akan terjadi di akhir tahun 2023.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, laporan keuangan kuartal III 2023 memang belum dirilis, sehingga belum bisa dilihat dampaknya terhadap kinerja emiten dan pasca saham secara keseluruhan.
Namun, sejak beberapa minggu belakangan, terdapat risiko dari global, khususnya masalah hutang Amerika Serikat (AS) dan proyeksi pasar terkait The Fed (Fed Fund Rate/FFR) yang semakin hawkish.
Baca Juga: Net Buy Asing Berpotensi Mengalir Lagi, Ini Rekomendasi Saham yang Layak Dilirik
Secara MTD (month to date), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya naik sebesar 0,3%. Menurut Arjun, pertumbuhan ini sangat tipis dan mencerminkan risiko di pasar, terutama dari sisi global.
Misalnya, beberapa minggu lalu ramai di pasar terkait berita krisis properti China serta pemulihan ekonomi China yang masih tidak merata dan di bawah ekspektasi pasar dalam beberapa metrik.
“Dengan sentimen di atas, proyeksi IHSG sampai akhir tahun 2023 ada di level 7.200,” ujarnya kepada Kontan, Senin (25/9).
Arjun melihat, potensi window dressing di akhir tahun 2023 akan kembali terjadi. Sebab, secara historis selalu terjadi, kecuali di tahun lalu.
Baca Juga: IHSG Tembus di Atas 7.000, Begini Prediksi Hingga Akhir Tahun
“Jadi, berdasarkan trend historis IHSG di setiba bulan Desember, kemungkinan sangat tinggi akan ada window dressing terlepas dari kondisi global maupun domestik,” paparnya.
Menurut Arjun, semua sektor akan terkena dampak dari kondisi pasar tersebut. Terkait rekomendasi, Arjun merekomendasikan BBRI dan INDF dengan target harga Rp 5.750 dan Rp 7.325 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News