Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve dan Bank Indonesia (BI) kompak mempertahankan bunga acuan. Meski sesuai ekspektasi, pasar memberi respons negatif.
Beberapa analis mulai menyarankan untuk melakukan rotasi saham. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan bahwa rotasi merupakan salah satu strategi penting bagi investor maupun pelaku pasar. Salah satu arah rotasi adalah emiten dengan bisnis yang beragam atau merupakan perusahaan holding.
Dalam hal ini, Nico mencermati bahwa bisnis PT Astra International Tbk (ASII) telah terdiversifikasi dengan baik ditambah dengan ASII yang telah masuk untuk membangun ekosistem bisnis dan mempersiapkan jaringan bisnis dari hulu ke hilir.
“Tentu hal ini merupakan salah satu point positive dari ASII dalam menghadapi tekanan yang tidak pasti karena diversifikasi bisnis akan menopang kinerja perusahaan,” kata Nico kepada Kontan.co.id, Senin (25/9).
Baca Juga: IHSG Diramal Bergerak Terbatas pada Selasa (26/9), Ini Rekomendasi Saham dari Analis
Ketika tingkat suku bunga tinggi, ada beberapa sektor yang terdampak, seperti properti yang tertekan karena mayoritas penjualan rumah menggunakan kredit. Sementara consumer goods sedang baik kinerjanya.
“Tentu hal ini akan mampu menopang kinerja saham holding,” jelas Nico.
Saat ini, menurutnya rotasi saham sedang berada di sektor barang konsumsi primer, perbankan, energi, dan infrastruktur, khususnya telekomunikasi.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, suku bunga tinggi akan sangat berpengaruh terhadap sektor-sektor yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga.
Baca Juga: Menilik Potensi Window Dressing pada Akhir Tahun Nanti, Saham Apa yang Menarik?
Emiten multi sektor relatif menawarkan risk atau reward yang seimbang ketika suku bunga tinggi. Memiliki rekomendasi yang sama, Fajar mengatakan ASII cukup terdiversifikasi, salah satunya karena ASII memiliki lini usaha yang tersebar di hampir sektor-sektor yang berbeda.
“ASII secara umum karena memiliki sektor usaha yang cukup terdiversifikasi maka bisa menjadi pilihan investasi,” kata Fajar kepada Kontan.co.id, Senin (25/9).
Aliran dana terutama asing beralih ke sektor-sektor seperti energi dan perbankan dengan valuasi murah. Di sisi lain, sektor bahan baku dan perbankan big caps menghadapi aliran dana keluar yang besar.
Adapun sektor yang dihindari menurut Fajar adalah sektor bahan baku, seperti logam di tengah tren perlambatan ekonomi China, serta sektor teknologi.
Fajar merekomendasikan untuk buy saham ASII dengan target harga Rp 6.625 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News