kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Meneropong Nasib WSKT di Tengah Potensi Delisting dari Bursa


Rabu, 15 Mei 2024 / 10:57 WIB
Meneropong Nasib WSKT di Tengah Potensi Delisting dari Bursa
ILUSTRASI. Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT). 


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berpotensi di-delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal tersebut disampaikan oleh BEI dalam pengumuman No. Peng-00019/BEI.PP3/05-2024.

Melansir keterbukaan informasi, saham WSKT telah disuspensi di seluruh pasar selama 12 bulan dan masa suspensi akan mencapai 24 bulan pada tanggal 8 Mei 2025.

BEI resmi menghentikan sementara perdagangan semua efek Waskita pada 8 Mei 2023 karena WSKT menunda pembayaran bunga ke-11 Obligasi Berkelanjutan IV Waskita Karya Tahap I Tahun 2020 (WSKT04CN1).

“Bursa meminta kepada publik untuk memperhatikan dan mencermati segala bentuk informasi yang disampaikan oleh Perseroan,” ungkap Bursa dalam pengumuman tersebut.

Baca Juga: Berpotensi Delisting dari Bursa, Begini Respons Waskita Karya (WSKT)

SVP Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita menyampaikan, WSKT meyakini suspensi saham akan dibuka kembali setelah mendapat seluruh persetujuan terkait skema restrukturisasi oleh seluruh kreditur.

Manajemen Perseroan berkomitmen untuk terus melakukan upaya terbaik dalam rangka percepatan proses review secara komprehensif terhadap Master Restructuring Agreement (MRA) dengan seluruh kreditur baik perbankan maupun pemegang obligasi.

“Perlu diketahui bahwa Manajemen Perseroan saat ini telah berhasil mendapat seluruh persetujuan dari 21 perbankan Himbara maupun swasta dan juga telah mendapat persetujuan restrukturisasi atas 3 seri Obligasi Non Penjaminan terkait usulan skema restrukturisasi Waskita,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (15/5).

Kata Ermy, secara keseluruhan total utang yang akan direstrukturisasi WSKT sebesar Rp 41,1 triliun. Restrukturisasi Waskita ditargetkan dapat terealisasi pada semester I 2024.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun ikut memberikan tanggapan terkait potensi delisting WSKT ini. Kepala Eksekutif Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, OJK masih terus melakukan upaya monitoring secara intens atas proses restrukturisasi penyelesaian utang WSKT.

Terkait proses restrukturisasi utang WSKT yang sudah disetujui oleh kreditur, OJK telah melakukan beberapa inisiatif.

“Salah satunya adalah persetujuan terkait upaya WSKT melakukan Master Restructuring Agreement atau MRE atas 21 kreditur perbankan,” ungkapnya dalam konferensi pers daring, Senin (13/5).

Selain itu, OJK juga telah mengakui persetujuan dari pemegang Obligasi Berkelanjutan WSKT III Tahap II, Obligasi Berkelanjutan III tahap III, Obligasi Berkelanjutan IV Tahap III, dan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I.

 

Baca Juga: Bertambah 2, Kini Ada 6 Emiten Perbankan Dapat Notasi Khusus dari BEI

“OJK menyetujui WSKT untuk melakukan perpanjangan jangka waktu jatuh tempo menjadi 31 Desember 2034, dengan tingkat bunga tetap sebesar 5% per tahun,” paparnya.

Sementara, proses restrukturisasi utang yang belum disetujui oleh kreditur, adalah untuk Obligasi Berkelanjutan WSKT III tahap IV yang akan jatuh tempo pada tanggal 16 Mei 2024.

“Atas obligasi ini, WSKT akan melaksanakan RUPO pada tanggal 16 Mei 2024,” ungkap Inarno.

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy melihat, kesulitan WSKT dalam melakukan penyehatan keuangan sudah sangat dalam.

“Kecuali, pemerintah terus turun tangan untuk memberikan penyertaan modal negara (PMN) dan WSKT mau jual aset dari bisnis non-core yang arus kasnya bersifat sangat panjang,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (14/5).

Menurut Budi, bukannya WSKT tidak serius untuk melakukan restrukturisasi utang. Namun, defisit arus kas WSKT yang dibiayai utang terlalu besar, sehingga Perseroan terbebani dengan bunga dan cicilan.

“Di sisi lain, proyek baru tetap membutuhkan modal kerja. Dengan kondisi itu, lembaga keuangan juga was-was untuk memberikan fasilitas pinjaman baru,” ungkapnya.

Investor ritel umumnya pun tidak bisa berbuat apa-apa. Saat ini, masyarakat yang memegang saham WSKT sebanyak 7,1 miliar saham atau setara dengan 24,64% dari total saham WSKT.

“Seharusnya, waktu membeli saham WSKT, investor sudah mengerti terkait risiko investasi di saham.

Untuk investor surat utang WSKT, mereka masih bisa mengharapkan likuidasi dari bagian mereka.

“Tetapi, kalau yang terjadi hanya restrukturisasi utang lagi, bisa makin lama pengembalian investasi para investor obligasi ini,” ungkapnya.

Baca Juga: Terancam Delisting, Begini Kinerja Keuangan Envy Technologies (ENVY) Tahun 2023

Terkait rencana peleburan WSKT dengan Hutama Karya (HK), Budi melihat, nilai sekarang (present value) WSKT sangat rendah.

“Proses peleburan juga masih wacana. Masing-masing pihak punya kesulitan dan keberatan dari stakeholder. Valuasi masing-masing perusahaan belum tentu sesuai harapan,” paparnya.

Sebagai salah satu strategi upaya penyelamatan WSKT, Budi pun menggarisbawahi peran pemerintah sebagai pemegang saham pengendali. Ini juga harus disertai dengan kesediaan WSKT untuk melakukan divestasi aset.

Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan, peringatan potensi delisting dari Bursa merupakan bagian dari proses mandatori yang berjalan memenuhi ketentuan Bursa.

Keseriusan pada restrukturisasi utang juga bukan ditujukan kepada manajemen WSKT tapi kemauan dari Pemegang saham mayoritas, yaitu Pemerintah melalui Kementerian BUMN.

“Jika melihat sampai saat ini belum ada progres yang signifikan, Pemerintah yang tidak serius menangani masalah BUMN Karya,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (14/5).

Meskipun begitu, Alfred melihat WSKT masih bisa selamat. Apalagi, pada periode pemerintahan baru, para penerus terlihat masih peduli pada pembangunan infrastruktur. Artinya jasa WSKT masih dibutuhkan.

“Belum lagi (peran) dari swasta dan juga ekspansi bisnis yang sudah bisa dilakukan WSKT. Jadi, bisnis WSKT ke depannya bukan bisnis suram,” paparnya.

Baca Juga: Turun 82,33%, META Bukukan Pendapatan Rp 72,61 Miliar pada Kuartal I-2024

WSKT dilihat masih memiliki aset yang bisa dimonetisasi dan disertai posisi ekuitas yang masih positif. Alfred melihat, upaya yang harus dilakukan WSKT terkait dengan likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.

Artinya, restrukturisasi harus segera dituntaskan agar tekanan utang berkurang. Monetisasi lewat divestasi harus direalisasikan. Lalu, pengawasan operasional juga harus ditekankan.

“Bisnis atau sektor konstruksi di Indonesia masih punya demand kuat ke depan. Jadi, pemain konstruksi masih punya ruang untuk tumbuh apalagi dengan status BUMN dan kategori WSKT sebagai pemain utama di jasa konstruksi,” ungkapnya.

Lamanya penanganan masalah WSKT ini memang menjadi sentimen negatif terbesar terhadap harga saham Perseroan. Apalagi, ancaman delisting sangat sensitif. Oleh karena itu, Alfred menyarankan investor ritel untuk segera cut loss saham WSKT saat suspensinya bisa dibuka oleh bursa.

“Harapannya, tentu proses restrukturisasi sudah selesai saat saham dibuka kembali,” tuturnya.

Di sisi lain, langkah peleburan WSKT ke dalam HK akan memberikan ruang pendanaan bagi Perseroan melalui HK. Sebab, neraca keuangan HK memiliki ruang leverage yang lebih besar.

“Namun, sebelum peleburan dengan HK, diharapkan penyelesaian masalah lewat restrukturisasi dan divestasi WSKT sudah bisa tuntas,” katanya.

Alfred pun mencontohkan, masalah PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) yang dulu bisa melaksanakan restrukturisasi. Menurutnya, kondisi KRAS kala itu tidak jauh berbeda dengan WSKT.

“Bahkan kita tahu bisnis baja di dalam negeri saat ini masih sangat berat karena surplus produk baja impor. Jadi, peran utama (penyelesaian masalah WSKT) tetap ada di Pemerintah,” paparnya.

Asal tahu saja, rugi Waskita Karya bengkak 150,59% menjadi Rp 939,55 miliar di kuartal I 2024. Sebelumnya, WSKT catat rugi Rp 396,60 miliar di kuartal I 2023. Meningkatnya rugi ini salah satunya disebabkan oleh naiknya beban keuangan ke Rp 1,09 triliun di kuartal I 2024, dari sebelumnya Rp 703,96 miliar di kuartal I 2023.

WSKT mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp 2,17 triliun di kuartal I 2024, turun 20,27% secara tahunan alias year on year dari Rp 2,73 triliun di kuartal I 2023.

Selanjutnya: Daerah Penyangga IKN Berpotensi Menjadi Tujuan Pariwisata Baru

Menarik Dibaca: Harga Emas Pegadaian Mulai Bergerak Naik, Berikut Harga Emas Antam dan Harga Emas UBS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×