kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menerka arah rupiah di tengah ekspektasi penurunan suku bunga The Fed


Senin, 29 Juli 2019 / 18:20 WIB
Menerka arah rupiah di tengah ekspektasi penurunan suku bunga The Fed


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan suku bunga acuan AS pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) tengah pekan nanti hampir pasti terjadi. Sentimen ini pun dapat mempengaruhi arah pergerakan rupiah dalam beberapa waktu ke depan.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede berpendapat, The Federal Reserves sebenarnya belum tentu akan memangkas suku bunga acuan secara agresif hingga 50 bps dalam waktu dekat.

Baca Juga: Kurs rupiah terkoreksi di tengah penantian agenda FOMC

“Pekan lalu sejumlah pejabat The Fed juga sudah berkomentar bahwa pemangkasan suku bunga hingga 50 bps sulit terjadi jika merujuk pada kondisi ekonomi AS terkini,” terang dia, hari ini.

Terlepas dari itu, rupiah akan tetap merasakan efek dari penurunan suku bunga acuan AS.

Belum cukup, perkembangan negosiasi dagang antara AS dan China juga akan mempengaruhi rupiah dalam beberapa waktu ke depan. Beberapa waktu lalu, Presiden AS Donald Trump sempat menyatakan akan menunda kenaikan tarif impor terhadap produk China.

Baca Juga: Rupiah ditutup melemah di level Rp 14.020 per dolar AS

“Namun, ini baru sebatas komentar dan pasar masih butuh kepastian, sehingga kondisi sekarang masih wait and see,” kata Josua.

Dari dalam negeri, data inflasi Indonesia di bulan Juli yang dirilis awal bulan nanti bisa menjadi stimulus bagi rupiah. Hal ini seiring potensi masih stabilnya tingkat inflasi Indonesia.

Sentimen lainnya yang cukup krusial bagi rupiah adalah rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2019 pada pekan depan. Data ini cukup penting bagi para pelaku pasar di tengah isu perlambatan ekonomi dunia yang dapat berefek ke Indonesia.

Dengan demikian, Josua memproyeksikan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 13.980 - Rp 14.080 dalam beberapa waktu ke depan. Proyeksi ini diambil apabila nantinya The Fed tetap bersikap dovish pada agenda FOMC mendatang.

Baca Juga: Rupiah menjelang penutupan masih melemah di level Rp 14.020 per dolar AS

Sekadar informasi, kurs rupiah di pasar spot terkoreksi 0,08% ke level Rp 14.020 per dollar AS pada perdagangan Senin (29/7). Kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga melemah 0,06% ke level Rp 14.010 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×