kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.234.000   12.000   0,54%
  • USD/IDR 16.649   -57,00   -0,34%
  • IDX 8.061   -62,18   -0,77%
  • KOMPAS100 1.116   -6,99   -0,62%
  • LQ45 794   -8,46   -1,05%
  • ISSI 281   -0,59   -0,21%
  • IDX30 416   -5,26   -1,25%
  • IDXHIDIV20 474   -4,96   -1,04%
  • IDX80 123   -1,09   -0,88%
  • IDXV30 132   -1,66   -1,24%
  • IDXQ30 131   -1,19   -0,90%

Menengok Kinerja Emiten Grup Sinarmas di Sisa Tahun 2025


Selasa, 30 September 2025 / 18:47 WIB
Menengok Kinerja Emiten Grup Sinarmas di Sisa Tahun 2025
ILUSTRASI. Emiten Grup Sinarmas jadi sorotan lantaran saham salah satu emiten grupnya, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), jadi salah satu penggerak IHSG. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Laju kinerja emiten Grup Sinarmas diproyeksikan belum kencang, meskipun masih menarik.

Emiten Grup Sinarmas tengah menjadi sorotan lantaran saham salah satu emiten grupnya, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), menjadi salah satu penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

DSSA sudah naik 187,03% secara year to date (YTD) dan saat ini ada di level Rp 106.200 per saham. Berdasarkan riset Samuel Sekuritas Indonesia tanggal 23 September 2025, DSSA punya kapitalisasi pasar Rp 878 triliun dan mencakup 6% dari IHSG.

Baca Juga: Energi Bersih dan Telco Tech Bakal Jadi Katalis Saham Emiten Grup Sinarmas (DSSA)

Kenaikan saham DSSA nyatanya diikuti juga peningkatan kinerja beberapa saham emiten Grup Sinarmas lainnya. 

Misalnya, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) sahamnya sudah naik 12,17% YTD. PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (SMAR) sahamnya naik 47,26% YTD. 

Saham PT Pabrik Kerta Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) naik 16,74% YTD dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) sahamnya naik 8,09% YTD.

PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM) mencatatkan kenaikan saham 8,54% YTD. PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) sahamnya juga tercatat naik 2,23% YTD. 

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan menjelaskan, kenaikan tajam saham DSSA sebagian besar ditopang oleh sentimen pasar, bukan semata?mata perubahan fundamental dalam satu semester. 

DSSA baru saja masuk ke indeks FTSE Large Cap dan indeks MSCI, sehingga banyak alokasi asing dan institusi yang melakukan rebalancing ke saham ini. “Hal ini meningkatkan likuiditas dan minat beli aktif,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (30/9/2025).

Dari sisi fundamental, kinerja DSSA pada paruh pertama 2025 menunjukkan tekanan nyata. Bisnis pertambangan batubara masih menjadi tulang punggung kontribusi pendapatan DSSA, namun margin tertekan oleh beban pokok penjualan yang meningkat dan harga batubara yang masih tertekan. 

Baca Juga: Tawarkan Surat Utang Rp 1,5 Triliun, Begini Rekomendasi Saham Dian Swastatika (DSSA)

Jadi meskipun DSSA punya eksposur bisnis energi, performa bisnis utamanya belum sekuat lonjakan harga sahamnya.

“Di sisi grup, beberapa emiten Sinarmas lainnya juga berpotensi berkinerja menarik ke depan, terutama jika mereka bisa memanfaatkan momentum korelasi sektor energi, hilirisasi, serta digital,” katanya.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty mengatakan, kenaikan saham DSSA lebih dari 180% YTD terutama didorong oleh transaksi negosiasi jumbo di pasar, narasi diversifikasi bisnis ke sektor energi baru terbarukan (EBT), telekomunikasi, serta ekspektasi transformasi jangka panjang. 

Meski demikian, secara fundamental kinerja DSSA belum menjadi motor utama Grup Sinarmas. Laporan semester I 2025 menunjukkan laba bersih DSSA justru menurun, sehingga kontribusi riil ke laba grup tidak sebanding dengan lonjakan harga sahamnya. 

“Jika berbicara soal fundamental, emiten properti seperti BSDE dan DMAS terlihat lebih konsisten mencatatkan laba dan menjadi pilar pendapatan yang kuat bagi Grup Sinarmas dibanding DSSA,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (30/9/2025).

Prospek dan Rekomendasi

Meskipun pergerakan sahamnya impresif, kinerja DSSA di paruh pertama tahun 2025 sebenarnya belum cemerlang. Per semester I 2025, pendapatan usaha DSSA turun 13,16% year on year (YoY) ke US$ 1,32 miliar dan laba bersih juga turun 48,88% YoY ke US$ 97,09 juta.

Kinerja sejumlah emiten Grup Sinarmas lainnya juga mayoritas tercatat masih turun di enam bulan pertama tahun ini.

BSDE mencatatkan penurunan pendapatan usaha 13,01% YoY ke Rp 6,39 triliun. Laba bersih BSDE juga terkoreksi 44,70% YoY ke Rp 2,33 triliun.

PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) mengalami penurunan pendapatan usaha 49% ke Rp 613 miliar. Laba bersihnya juga turun 46% ke Rp 433 miliar.

TKIM mencatat penurunan laba 54,29% YoY menjadi US$98,37 juta. INKP mencatat laba US$163,71 juta, turun 41,27% YoY. Kemudian, BSIM membukukan laba Rp139,79 juta, turun dari Rp157,51 juta pada periode sebelumnya.

Baca Juga: Kinerjanya Tertekan, Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Perkuat Bisnis Energi Terbarukan

Tercatat, hanya SMAR dan SMMA yang labanya naik. SMMA mengantongi pertumbuhan laba bersih sebesar 311,04% YoY ke Rp1,32 triliun. Sementara, SMAR membukukan laba bersih sebesar Rp825,38 miliar sepanjang periode Januari-Juni 2025, melesat 94,97% YoY.

Ekky melihat, untuk sisa tahun 2025, sentimen positif bagi Grup Sinarmas akan datang dari realisasi arus masuk investor asing pasca masuk indeks global, stabilitas harga batu bara & energi, serta dorongan proyek infrastruktur dan transformasi digital. 

Namun, risiko yang harus diwaspadai termasuk penurunan kinerja operasional, volatilitas harga komoditas, serta penyesuaian free float atau bobot indeks, seperti revisi dari foreign inclusion factor (Faktor Inklusi Asing) oleh MSCI, yang bisa menurunkan eksposur asing. 

Saham DSSA sendiri bisa mengalami koreksi teknikal setelah reli agresif, terutama jika laporan kinerja berikutnya belum memberikan kejutan positif. 

Saham lain di Grup Sinarmas juga bisa ikut melonjak jika mereka memiliki fundamental yang solid dan berada di sektor yang sedang tren (energi, digital, infrastruktur). 

“Tapi jarang ada yang bisa tumbuh secepat DSSA bila tidak ikut ‘dipermainkan’ oleh alokasi indeks atau masuk ke indeks global,” ungkapnya.

Ekky pun melihat saham DSSA tetap menarik dicermati investor, namun dengan catatan hati?hati untuk potensi koreksi harga.  

Investor pun bisa ambil posisi akumulasi berkelanjutan untuk DSSA saat harga terkoreksi. “Jika semua katalis mendukung dan margin mulai membaik, DSSA berpotensi menyentuh Rp?120.000 per saham atau lebih,” tuturnya.

Arinda melihat, prospek kinerja emiten Grup Sinarmas di sisa tahun 2025 dipengaruhi oleh sejumlah sentimen. 

Faktor positif datang dari ekspansi ke bisnis non-batubara, potensi pengembangan EBT, serta pemulihan sektor properti dan kawasan industri yang menopang BSDE dan DMAS. 

Baca Juga: DSSA Gandeng Perusahaan Filipina Kembangkan Panas Bumi, Cek Rekomendasi Analis

Di sisi lain, pelemahan fundamental DSSA, fluktuasi harga komoditas, dan risiko regulasi menjadi tantangan yang perlu dicermati. 

Ke depan, DSSA masih bisa melanjutkan reli sahamnya dalam jangka pendek bila sentimen diversifikasi dan aksi korporasi kembali muncul.

“Namun, dari sisi fundamental yang lebih kokoh, BSDE dan DMAS berpeluang menutup tahun dengan performa lebih baik,” ungkapnya.

Saham Grup Sinarmas lain juga menunjukkan pergerakan yang lebih moderat dibanding DSSA. Saham BSDE cenderung mengikuti tren sektor properti dengan basis laba yang relatif stabil, sedangkan DMAS tampil menarik berkat profitabilitas dan potensi dividen. 

Kemudian, saham BSIM juga bergerak mengikuti dinamika sektor perbankan dan suku bunga domestik. 

Untuk saham DSSA, peluang koreksinya tetap besar mengingat kenaikan sejauh ini lebih bersifat spekulatif dan ditopang transaksi besar, bukan lonjakan laba.

Saham emiten lain Grup Sinarmas masih berpotensi naik, namun kemungkinan tidak akan melaju sekencang DSSA. “Kecuali ada katalis spesifik, seperti akuisisi besar atau pengumuman proyek baru yang mampu mengubah valuasi secara drastis,” ungkapnya.

Arinda pun merekomendasikan beli untuk BSDE dengan target harga Rp 1.190 per saham.

Selanjutnya: Permintaan Global Melemah, ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI pada 2025

Menarik Dibaca: Pendaftaran Rekrutmen KAI Properti Hingga 3 Oktober, Ini Formasi yang Dibuka​

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×