Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten Grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) kembali melakukan aksi korporasi. Kali ini, DSSA bakal menerbitkan surat utang senilai Rp 1,5 triliun.
Surat utang ini terdiri dari Obligasi Berkelanjutan I Dian Swastatika Sentosa Tahap IV Tahun 2025 dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp 256,70 miliar dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Dian Swastatika Sentosa Tahap IV Tahun 2025 senilai Rp 1,24 triliun.
Manajemen DSSA menyebut, sekitar 20,36% atau sebesar Rp 52,26 miliar dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan perusahaan untuk pembayaran bunga ke-4 sampai bunga ke-6 Obligasi Berkelanjutan I Dian Swastatika Sentosa Tahap III Tahun 2024 Seri B.
Selain itu, sekitar 35,54% atau sebesar Rp 91,23 miliar akan digunakan oleh DSSA untuk pembayaran bunga ke-4 sampai bunga ke-6 Obligasi Berkelanjutan I Dian Swastatika Sentosa Tahap III Tahun 2024 Seri C.
Baca Juga: Kinerjanya Tertekan, Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Perkuat Bisnis Energi Terbarukan
“Sisanya akan digunakan untuk pembayaran sebagian bunga pinjaman bank,” tulis Manajemen DSSA dalam prospektus di keterbukaan informasi, Kamis (18/9/2025).
Sementara itu, dana sekitar 16,02% atau sebesar Rp 199,17 miliar dari penerbitan sukuk mudharabah akan dipakai untuk kegiatan usaha DSSA menggantikan dana yang bersumber dari utang perusahaan, melalui pembayaran utang pokok Obligasi Berkelanjutan I Dian Swastatika Sentosa Tahap III Tahun 2024 Seri A.
Setelah itu, sekitar 16,02% atau sebesar Rp 199,17 miliar akan digunakan untuk kegiatan usaha DSSA menggantikan dana yang bersumber dari pembiayaan yang diperoleh perusahaan, melalui pembayaran seluruh dana (ra’s al-mal) Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Dian Swastatika Sentosa Tahap III Tahun 2024 Seri A.
Selanjutnya, sekitar 30,96% dana hasil penerbitan sukuk mudharabah akan digunakan DSSA untuk membayar sebagian pokok pinjaman bank yang telah digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal.
“Sisanya akan digunakan untuk ekspansi bisnis yang berfokus pada pengembangan pusat data (data center) SSDP yang seluruhnya akan disalurkan melalui pemberian pembiayaan yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah kepada SSDP secara langsung dari perusahaan,” ungkap Manajemen DSSA.
Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi mengatakan, penerbitan surat utang ini akan memberi dampak positif bagi DSSA karena akan membuat struktur keuangan perusahaan lebih sehat dan profil jatuh tempo utang menjadi lebih panjang.
DSSA juga diuntungkan oleh beban bunga yang lebih ringan, mengingat surat utang ini ditawarkan ketika tren suku bunga acuan sudah mulai turun.
Dia juga menilai, alokasi sebagian dana penerbitan sukuk mudharabah untuk ekspansi di sektor data center menunjukkan keseriusan DSSA dalam melakukan diversifikasi bisnis di luar pertambangan batubara.
“Langkah ini sejalan dengan strategi Grup Sinar Mas yang ingin memperkuat posisi di sektor digital dan infrastruktur,” ujar dia, Kamis (18/9/2025).
Secara umum, prospek kinerja DSSA masih cukup menantang lantaran harga komoditas batubara masih rentan mengalami koreksi pada sisa tahun ini.
Baca Juga: DSSA Gandeng Perusahaan Filipina Kembangkan Panas Bumi, Cek Rekomendasi Analis
Namun, diversifikasi DSSA ke sektor energi terbarukan, telekomunikasi, hingga data center bisa menjadi game changer bagi emiten tersebut pada masa mendatang.
Keberhasilan diversifikasi tersebut akan sangat bergantung pada seberapa cepat DSSA mampu memonetisasi bisnis barunya dan kemampuan perusahaan dalam menjaga arus kas di tengah kebutuhan capital expenditure (capex) yang besar.
“Kalau lancar, maka DSSA memiliki peluang untuk shifting narasi dari pemain batubara menjadi pemain infrastruktur digital,” tutur dia.
Wafi tidak memasang target harga untuk saham DSSA. Namun, ia menganggap valuasi saham DSSA sudah tergolong mahal.
Terlepas dari itu, jika investor ingin membayar harga premium untuk potensi pertumbuhan di sektor data center dan teknologi, maka saham DSSA direkomendasikan buy on weakness ketika ada koreksi.
Selanjutnya: BTN Dorong Mahasiswa Jadi Agen Perubahan di Era Transformasi Digital
Menarik Dibaca: Cara Buat Foto di Lift Pakai Prompt Gemini AI! Ada Kumpulan Prompt Lainnya juga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News