Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jajaran emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar terus bertambah, hingga saat ini terhitung ada 18 emiten dengan kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun.
Teranyar, ada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang bergabung pada daftar saham big cap dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 447,69 triliun.
Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan, mengatakan, penambahan emiten dengan kapitalisasi pasar besar dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, emiten eksisting yang nilai kapitalisasinya mengalami pertumbuhan.
Emiten yang mencatatkan pertumbuhan nilai kapitaliasinya memberikan realita baik bagaimana nilai perusahaan mengalami kenaikan, bahkan menembus Rp 100 triliun.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Teknikal Saham MPMX, WTON, dan ERAA untuk Selasa (18/4)
Kedua, dapat dilihat dari emiten yang listing dengan nilai di atas Rp 100 triliun seperti GOTO. Masuknya GOTO ke pasar saham menunjukan bagaimana optimisme perusahaan terhadap pasar modal dengan segala pertimbangan seperti likuiditas, investor dan potensi pendanaan perusahaan yang dianggap mampu memenuhi harapan mereka.
"Pasar yang semakin besar akan semakin membuat daya tarik semakin kuat bagi investor-investor lokal dan global. Penambahan investor-investor tersebut akan menjadi daya tarik bagi perusahaan lainnya untuk listing di pasar," paparnya pada Kontan, Senin (18/4).
Pada umumnya, Alfred melihat, perusahaan-perusahaan dengan kapitalisasi pasar jumbo merupakan perusahaan dengan size bisnis yang besar. Sehingga dikategorikan memiliki bisnis yang mature. Hal penting yang perlu dicermati, sejauh mana kenaikan kapitalisasi pasar emiten bisa dijelaskan oleh kenaikan performa perusahaan.
Ia mengambil contoh, saat ini nilai kapitalisasi pasar PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 156 triliun, angka ini melesat dari posisi tahun 2008 yang berada di bawah Rp 20 triliun.
Alfred menegaskan, kenaikan tersebut bisa dijelaskan dengan kenaikan yang signifikan dari sisi laba yang diperoleh. Pasalnya, pada tahun 2008 laba BBNI hanya Rp 1,2 triliun dan sekarang ini menembus belasan triliun, bahkan di tahun 2018 mencapai Rp 15 triliun.
Baca Juga: All Time High Lagi, IHSG Diprediksi Lanjut Menguat pada Selasa (19/4)