Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Daftar penghuni saham paling likuid dalam indeks LQ-45, berubah. Ada delapan saham emiten yang masuk dan keluar dari indeks LQ-45.
Daftar baru LQ-45 itu mulai berlaku Februari-Juli 2014. Saham-saham indeks LQ45 dipandang cukup strategis karena memiliki syarat ketat untuk masuk dalam indeks ini. Likuiditas saham yang masuk indeks LQ45 harus tinggi dan memiliki kapitalisasi pasar besar.
Saham yang tergabung di indeks ini juga harus masuk dalam urutan 60 besar total transaksi di pasar reguler dalam 12 bulan terakhir. Selain itu, saham tersebut tercatat di BEI minimal tiga bulan. Tak hanya itu, kinerja dan prospek pertumbuhannya juga harus memenuhi kriteria BEI.
Analis menilai, saham-saham yang ditendang dari daftar indeks LQ45 memang memiliki performa yang kurang menarik dalam enam bulan terakhir.
Reza Nugraha, analis MNC Securities bilang, saham emiten komoditas seperti BUMI, BWPT, dan INCO sudah lama dihindari investor. Sebab, prospek sektor komoditas masih suram. Lantaran dihindari investor, likuiditas saham tersebut pun menciut. "Dari perombakan saham LQ-45 ini, diindikasikan tahun ini sektor komoditas masih belum pulih," kata Reza, Jumat (24/1).
Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo menambahkan, daftar saham LQ-45 itu berubah cukup signifikan. Biasanya, kalau ada perubahan, hanya tiga saham sampai empat saham yang diganti.
Ia melihat, penghuni baru di indeks LQ-45 kebanyakan masih berasal dari sektor properti dan konstruksi. Ini bisa dimaklumi karena di akhir tahun lalu, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang lebih banyak disetir dari saham konstruksi.
Secara fundamental, prospek sektor ini juga masih positif. Hanya saja, untuk sektor properti, dari sisi likuiditas cukup tertekan. Namun, menurut Satrio, ketika saham konstruksi rebound, saham properti biasanya mengekor.
Yang mengejutkan, saham TAXI yang belum lama menjadi penghuni bursa, sudah mampu menembus daftar indeks LQ-45. Satrio bilang, volume perdagangan saham TAXI memang cukup bagus, tapi dari sisi fundamental kurang menarik.
Nah, karena banyak yang berubah dalam jajaran indeks LQ 45, Satrio menduga, akan ada perubahan portofolio para trader. Meskipun, menurut dia, tak banyak trader yang menggunakan LQ-45 sebagai indeks acuan. "Ketika yang diganti banyak, investor jadi harus membongkar portofolionya, akhirnya akan berpengaruh ke volume transaksi bursa," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News