Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, kinerja ASII juga diproyeksi akan melandai tahun ini, seiring dengan moderatnya pertumbuhan penjualan mobil. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Yanuar Hardy memproyeksi pertumbuhan penjualan mobil ASII tahun ini hanya sebesar 3% sampai 4% year-on-year (YoY). Proyeksi ini jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penjualan tahun lalu yang mencapai 18,1% YoY.
Kata Robertus, melambatnya penjualan mobil ASII sehubungan dengan naiknya tingkat suku bunga yang lebih tinggi dan tidak adanya insentif pajak pertambahan nilai (PPN) untuk mobil. Ini membuat pertumbuhan volume penjualan domestik dapat melambat, terutama jika dibarengi dengan kemungkinan liburan yang lebih panjang selama periode Ramadan dan Idul Fitri.
Lebih lanjut, ada beberapa seri mobil dan motor baru yang diluncurkan dalam Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023, yang berpotensi menggerus pangsa pasar ASII. Selain itu, pemain baru di industri sepeda motor listrik berpotensi mengganggu dominasi pasar sepeda motor Honda.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.616,9 di Pagi Ini (17/3), Sektor Transportasi Melesat
Tahun ini, Mirae Asset memproyeksi pendapatan ASII sebesar Rp 303,86 triliun, tumbuh tipis dari pendapatan di 2022 sebesar Rp 301,37 triliun.
Tak hanya ASII, Kinerja UNTR juga diproyeksi melandai tahun ini. Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya memperkirakan kinerja UNTR akan mengalami normalisasi tahun ini seiring moderasi harga batubara dan penurunan volume produksi emas yang signifikan, seiring penurunan kadar emas di tambang Martabe. Sebagai catatan, produksi emas UNTR pada tahun lalu turun 13,2% YoY menjadi 286.000 oz di 2022.
“Menurut kami, hal ini akan menjadi faktor yang tidak menguntungkan bagi kinerja keuangan UNTR di 2023,” kata Hariyanto.
Sama seperti UNTR, kinerja ADRO juga diproyeksi melandai. Analis MNC Sekuritas Alif Ihsanario memperkirakan kinerja ADRO akan melandai tahun ini seiring normalisasi harga jual. Namun, kebijakan harga batubara acuan (HBA) baru yang diberlakukan Kementerian ESDM akan membantu menjaga average selling price (ASP) bagi perusahaan batubara.
Proyeksi MNC Sekuritas, pendapatan ADRO tahun ini akan menurun menjadi US$ 7,52 miliar dengan estimasi laba bersih US$ 1,45 miliar, menurun dari realisasi laba tahun lalu yang mencapai US$ 2,49 miliar.
Baca Juga: Cermati Saham yang Banyak Diborong Asing pada Perdagangan Akhir Pekan
MNC Sekuritas menyematkan rating hold saham ADRO dengan target harga Rp 3.100. Pembagian dividen dan buyback saham bisa berdampak bagi saham ADRO dalam jangka pendek. Namun, risiko yang menggelayuti saham ADRO meliputi aktivitas ekonomi yang moderat di China, hawa musim panas yang lebih sejuk di India, persaingan harga dari batubara Australia serta kondisi cuaca.
Sementara itu, emiten perbankan diproyeksi masih akan tumbuh solid. Analis BRI Danareksa Sekuritas Eka Savitri merekomendasikan beli saham BMRI dengan target harga Rp 12.000. Net interest margin (NIM) BMRI diperkirakan akan tumbuh menjadi 5,4% didorong oleh ruang yang cukup untuk reprice suku bunga pinjaman secara floating term.
Mirae Asset mempertahankan rekomendasi hold untuk UNTR dengan target harga Rp 29.600 dan hold saham ASII dengan menaikkan target harga menjadi Rp 6.500 dari sebelumnya Rp 5.900.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News