kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.693.000   3.000   0,18%
  • USD/IDR 16.345   -45,00   -0,28%
  • IDX 6.598   -37,79   -0,57%
  • KOMPAS100 949   -14,20   -1,47%
  • LQ45 740   -10,51   -1,40%
  • ISSI 206   0,15   0,07%
  • IDX30 385   -5,43   -1,39%
  • IDXHIDIV20 462   -8,12   -1,73%
  • IDX80 108   -1,53   -1,40%
  • IDXV30 112   -0,99   -0,88%
  • IDXQ30 126   -1,85   -1,44%

Menakar Prospek Astra International (ASII) di Tengah Sejumlah Tantangan pada 2025


Senin, 10 Maret 2025 / 18:52 WIB
Menakar Prospek Astra International (ASII) di Tengah Sejumlah Tantangan pada 2025
ILUSTRASI. Logo PT Astra International Tbk ASII di puncak gedung Menara Astra, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Kinerja PT Astra International Tbk (ASII) diproyeksi tumbuh melambat di tengah pelemahan daya beli masyarakat dan suku bunga tinggi.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Astra International Tbk (ASII) diperkirakan tetap bertumbuh di 2025, tetapi akan melambat. Hal ini seiring dengan sejumlah tantangan yang dihadapi perseroan.

Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Ahmad Iqbal Suyudi menerangkan tahun ini ASII akan menghadapi sejumlah sentimen negatif, seperti lemahnya daya beli masyarakat dan lingkungan suku bunga tinggi yang berpengaruh terhadap penjualan kendaraan.

"Lalu, harga komoditas batubara yang cukup lemah," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (10/3).

Dua faktor pertama akan menjadi tantangan bagi segmen otomotif ASII. Meski begitu, ia menilai tetap ada ruang bertumbuh melalui penjualan mobil bekas dari OLXMobbi yang dapat mendukung sektor tersebut.

Baca Juga: Astra International (ASII) Catat Kinerja Positif di 2024, Laba Bersih Tumbuh 0,63%

"Daya beli masyarakat yang lemah membuat masyarakat beralih membeli mobil bekas," kiranya.

Sementara untuk batubara, Iqbal melihat prospeknya masih akan kelebihan pasokan. Alhasil, harga komoditas tersebut diperkirakan masih akan tertekan, yang juga berpotensi menurunkan penjualan alat berat.

"Adapun katalis positif pendukung kinerja ASII 2025 adalah harga komoditas seperti emas dan kelapa sawit yang cukup tinggi," katanya.

 

Analyst Maybank Sekuritas Paulina Margareta melanjutkan, meski harga CPO cenderung tinggi tetapi kontribusi sektor agribisnis tidak terlalu besar terhadap pendapatan dan laba bersih ASII. Sehingga ia menilai harga CPO tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perseroan.

Berdasarkan laporan keuangan tahun 2024, kontribusi segmen agribisnis terhadap laba bersih ASII hanya sebesar 2,68%.

Menurut Paulina, segmen keuangan yang dinilai berpotensi menjadi penopang pertumbuhan kinerja ASII di 2025.

"Seperti tahun-tahun belakang ini, segmen keuangan diperkirakan akan terus menjadi penopang pertumbuhan kinerja ASII dikarenakan kekuatan dominasi segmen multifinance ASII, yang dapat menangkap peluang di penjualan kendaraan baru maupun bekas," terangnya.

Baca Juga: Hadapi Tantangan Pajak, Bahana Sekuritas Pangkas Rating Astra International (ASII)

Selain itu, dia juga melihat bisnis asuransi ASII juga terus mencatatkan pertumbuhan. Adapun PT Asuransi Astra Buana mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 8% menjadi Rp 1,5 triliun, disebabkan oleh peningkatan pendapatan underwriting dan hasil investasi.

Analis KB Valbury Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi memperkirakan koreksi pada kinerja ASII di 2025. Pendapatan ASII pada tahun 2025 diperkirakan sebesar Rp 327,50 triliun, turun 1,03% dari realisasi 2024 dan laba bersih turun 5,34% menjadi Rp 32,23 triliun.

Terlepas dari semua kekurangan yang ada, Akhmad menilai bisnis otomotif masih cukup tangguh. Di tengah penurunan penjualan total 4W lantaran Astra berhasil mempertahankan pangsa pasarnya yang mencapai 56%.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×