Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek industri perunggasan atau poultry pada 2023 diprediksi positif. Dimana pemulihan konsumsi menjadi pendorong utama bagi segmen pakan dan harga daging ayam yang lebih stabil.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan salah satu industri poultry PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) membukukan kinerja positif. CPIN mencatat pertumbuhan laba 19,05% menjadi Rp 3,18 triliun pada kuartal III 2022.
Emiten poultry lainnya, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) membukukan penurunan laba 5,24% menjadi Rp 1,42 triliun meski penjualan tumbuh 12,16% ke Rp 36,79 triliun pada kuartal III 2022.
"Kinerja tersebut mengindikasikan bahwa bisnis unggas, termasuk produk olahan unggas cenderung membaik di kuartal III 2022,"jelasnya kepada kontan.co.id, Kamis (8/12).
Baca Juga: Grup Widodo Makmur Merangsek Pasar Ekspor, Bidik Singapura dan Tiongkok
Valdy mengatakan hal ini sejalan dengan kecenderungan pemulihan konsumsi masyarakat yang terindikasi dari nilai Indeks Kepercayaan Konsumen Indonesia yang bertahan di atas 100 sepanjang 2022.
Selain itu, peluang katalis positif lainnya berasal dari potensi penurunan beban pokok produksi, seiring dengan kecenderungan moderasi harga bahan pangan, terutama jagung dalam beberapa bulan terakhir.
Valdy merekomendasikan buy on support untuk saham JPFA dengan target harga Rp 1.165 per saham dan beli untuk saham CPIN dengan target harga Rp 5.500 per saham.
Sementara, Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano dalam risetnya 25 November 2022 mengatakan bahwa sektor perunggasan turun 14% secara year to date (ytd).
Baca Juga: Bisnis Ayam Japfa Comfeed (JPFA) Masih Lumayan
Penurunan ini dipengaruhi oleh harga bungkil kedelai yang lebih tinggi daripada tahun sebelumnya dan minimnya kebijakan pengurangan populasi (culling).
“Namun kami memperkirakan emiten unggas yang memiliki bisnis terintegrasi akan menikmati kenaikan laba bersih 16% - 22% pada 2023,” katanya.
Victor mengatakan stabilisasi pasokan menjadi salah satu faktor kunci pada 2023. Secara historis, pada pemilihan umum 2014 dan 2019 harga ayam tetap tertekan meski terdapat ekspektasi konsumsi meningkat karena banjir populasi.
Baca Juga: Malaysia Buka Keran Ekspor Ayam, Bagaimana Efeknya ke Emiten Unggas Indonesia?
“Meski ada risiko harga yang lebih rendah karena oversupply, kami meyakini ada potensi perbaikan margin dari sisi biaya produksi yang mengimbangi risiko tersebut,” katanya.
Victor merekomendasikan Hold untuk saham CPIN dengan target harga Rp 6.800 per saham. sementara merekomendasikan beli untuk saham JPFA dengan target harga Rp 2.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News