Reporter: Barly Haliem | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - DEPOK. Emiten operator terminal pelabuhan, PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT), berminat mengelola calon Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat. Perusahaan ini berkongsi dengan Toyota Tsusho, Jepang, dan akan mengikuti tender calon pengelola Patimban.
Pemegang saham pengendali PORT, Garibaldi Thohir, menyatakan, sejumlah perusahaan juga tertarik untuk bergabung dengan kongsi ini. "Sejak awal Toyota Tsusho mengajak kami. Setelah itu beberapa perusahaan tertarik ikut. Ada Astra, Pelindo II dan beberapa perusahaan lain," kata Boy Thohir - sapaan Garibaldi, Sabtu (31/3).
Kongsi PORT dan Toyota Tsusho ini akan menjadi pesaing serius koalisi PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) dan Itochu. Toh, Boy yang juga pemilik Adaro ini menilai wajar. Sebab, perusahaan swasta operator pelabuhan di Indonesia hanya ada dua, yakni PORT dan SMDR.
Boy menyatakan, PORT siap bersaing dan mengikuti tender. "Tapi kayaknya kan masih lama ya. Sebab, pekerjaan kami tergantung kesiapan pelabuhan. Kalau pelabuhannya belum ada, ya, kita menunggu dulu," kata pria pemilik PT Episenta Utama Investasi. Episenta adalah pemegang 74% saham PORT.
PORT antara lain mengelola terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Perusahaan ini juga mengelola terminal peti kemas pelabuhan sungai di Thailand.
Sepanjang tahun 2017, PORT hanya mencatat pendapatan sebesar Rp 1,21 triliun turun tipis 2,29% dibanding pendapatan tahun 2016 yang sebesar Rp 1,24 triliun. Sementara laba bersihnya tercatat Rp 41,96 miliar, turun 57,28% dibandingkan laba tahun 2016 yang senilai Rp 96,24 miliar. Pada penutupan perdagangan saham Kamis (29/3), harga PORT Rp 620 per saham, atau sama dengan posisi penutupan hari sebelumnya.
Akuisisi tambang Rio Tinto
Di bisnis lain Boy Thohir juga sangat ekspansif. Pekan lalu, kongsi Grup Adaro dan EMR Capital, perusahaan pengelola private equity asal Australia, telah meneken perjanjian untuk mengakuisisi 80% saham Kestrel, Australia milik Rio Tinto. Nilai total konsiderasi transaksi tersebut sebesar US$ 2,25 miliar.
Boy belum bersedia menjelaskan porsi saham Kestrel yang akan dimiliki Adaro. Yang pasti transaksi ini diharapkan tuntas akhir kuartal I-2018. "Saya belum bisa membuka karena masih dalam proses. Tapi harapannya selesai tiga bulan lagi," kata dia.
Dia menandaskan, dana untuk membayar akuisisi Kestrel sudah tersedia. "Justru ketersediaan dana merupakan syarat yang ditetapkan Rio Tinto sejak awal," kata Boy. Namun dia belum bersedia menjelaskan sumber pendanaan Adaro untuk melunasi transaksi. "Intinya ya perpaduan antara ekuitas dan pinjaman," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News