Reporter: Yuliana Hema | Editor: Putri Werdiningsih
JAKARTA. Harga saham emiten yang tercatat di papan akselerasi mengalami lonjakan yang cukup tinggi. Ini tercermin dari pergerakan indeks sejak awal 2024.
Sepanjang tahun berjalan, indeks papan akselerasi sudah menguat 32,97% per Selasa (16/7). Angka ini lebih tinggi dari indeks papan utama yang turun 0,64% dan papan pengembangan yang naik 4,92%.
Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kautsar Primadi Nurahmad menyebut perusahaan yang tercatat di papan akselerasi secara rata-raya mengalami peningkatan kualitas.
“Namun peningkatan rerata kinerja keuangan ini tidak mencerminkan peningkatan dari seluruh perusahaan tercatat di papan akselerasi BEI,” jelasnya akhir pekan lalu.
Baca Juga: Melihat Prospek Saham Anggota Index Saham Baru BEI, IDX ECONOMY30
Berdasarkan data BEI, rata-rata pendapatan perusahaan di papan akselerasi mengalami peningkatan dari 2020 sebesar Rp 48,82 miliar menjadi Rp 49,26 miliar pada akhir 2023.
Pada periode yang sama, emiten yang tercatat di papan akselerasi mampu menghasilkan rata-rata keuntungan sebesar Rp 2,43 miliar di 2023 dari Rp 46 juta di 2020.
Kemudian pada 2023, aset yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut rata-rata mengalami peningkatan menjadi Rp 111,43 miliar dari Rp 88,07 miliar pada penutupan 2020 lalu.
Kautsar memastikan BEI terus berupaya untuk meningkatkan kualitas emiten agar dapat menjadi pilihan investasi yang menarik dan aman bagi investor pasar modal.
Cuan Besar, Risiko Tinggi
Direktur Infovesta Utama, Parto Kawito mencermati lonjakan yang terjadi pada saham-saham di papan akselerasi bisa disebabkan oleh pengaruh dari pemodal bahkan pemilik perusahaan.
“Saham di papan akselerasi kan kapitalisasi pasar dan perusahaannya kecil sehingga lebih gampang di kontrol harganya,” katanya saat dihubungi Kontan, Selasa (16/7).
Adapun papan akselerasi sudah minus 8,1% dalam sebulan terakhir per Senin (15/7). Angka tersebut kalah dari laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks IDX30 dan indeks LQ45.
Parto bilang annual risk saham-saham di papan akselerasi pun paling tinggi dibandingkan LQ45 dan IDX30. Dalam catatan Infovesta, annualized risk indeks papan akselerasi mencapai 19,50%.
Annualized risk indeks IDX30 hanya mencapai 14,50%. Sementara itu, annualized risk paling kecil berada di saham-saham indeks LQ45 yang hanya mencapai 8,98%.
Baca Juga: IHSG Masih Rawan Koreksi, Simak Rekomendasi Saham untuk Rabu (17/7)
Perlu diketahui walaupun indeks papan akselerasi melaju paling kencang, tetapi ada 24 emiten dari populasi di papan pencatatan ini yang harganya lebih kecil atau saham dengan Rp 50.
“Jadi hanya untuk yang bernyali dan sanggup berinvestasi jangka sangat panjang yang cocok atau punya informasi lebih awal mengenai aksi korporasi,” jelas Parto.
Tasrul Tanar, Research Team Mirae Asset Sekuritas menambahkan kenaikan saham-saham di papan akselerasi ini bisa juga disebabkan oleh adanya rotasi yang dilakukan oleh investor.
“Pada saat IHSG turun, di mana investor melakukan profit taking di saham papan utama, investor ritel memanfaatkan saham-saham yang belum naik,” ucap dia.
Asal tahu saja, papan pencatatan ini berisi pergerakan indeks perusahaan dengan aset skala kecil yang masuk ke ketegori UMKM. Sejak diluncurkan pada 2019, sudah ada 46 perusahaan yang tercatat di papan akselerasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News