Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
Umumnya, investor akan merespons laporan keuangan positif dengan aksi beli yang mendorong harga saham naik. Namun, terdapat beberapa emiten seperti MYOR yang mencatatkan sedikit penurunan laba, sehingga pergerakan sahamnya mungkin tidak sekuat emiten lainnya.
"Hal ini menunjukkan bahwa investor masih selektif dalam mengapresiasi saham yang menunjukkan pertumbuhan solid," terangnya.
Menurutnya, investor dapat mempertimbangkan untuk tetap memegang saham seperti INDF, ICBP, dan CMRY yang menunjukkan pertumbuhan laba positif dan potensi kinerja baik hingga akhir tahun.
Baca Juga: Ini Daftar Saham Pilihan dari Indeks Kompas100 untuk Sisa Tahun 2024
Untuk saham MYOR, investor sebaiknya menunggu adanya katalis positif, seperti perbaikan margin atau kenaikan permintaan ekspor, sebelum melakukan pembelian.
"Mengingat adanya volatilitas pasar, pantau sentimen ekonomi serta volume trading pada saham-saham konsumer terutama jelang akhir tahun," tuturnya.
Emiten konsumer juga masih prospektif lantaran tradisi konsumsi masyarakat yang meningkat menjelang liburan akhir tahun, terutama pada produk makanan dan minuman.
Adanya stimulus atau kebijakan ekonomi dari pemerintah juga dapat meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga memberikan keuntungan tambahan bagi sektor konsumer.
Baca Juga: UNVR Kantongi Laba Rp 3 Triliun di Kuartal III-2024, Cek Rekomendasi Analis
"Jika nilai tukar rupiah terhadap dolar stabil atau menguat, ini juga bisa membantu emiten dengan bahan baku impor, menurunkan biaya produksi mereka. Inflasi yang terkendali memungkinkan masyarakat tetap memiliki daya beli yang baik untuk produk konsumsi," ucapnya.
Raden merekomendasikan untuk buy on weakness saham INDF di harga Rp 7.500. Selain itu, ia juga merekomendasikan untuk buy saham ICBP pada target harga di area Rp 12.000-Rp 12.150 dengan target penguatan ke area all time high Rp 14.000-Rp 14.500.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News