kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Maybank Minta Mundur, Harga Saham BNII Anjlok


Jumat, 26 September 2008 / 20:50 WIB
Maybank Minta Mundur, Harga Saham BNII Anjlok
ILUSTRASI. TAJUK - Syamsul Ashar


Reporter: Andrie Indradi,Wahyu Tri Rahmawati,Sanny Cicilia | Editor: Test Test

JAKARTA. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menganggap Malayan Banking Berhad (Maybank) memberi informasi yang menyesatkan karena meminta perpanjangan waktu untuk negosiasi ulang harga beli saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII).

"Mereka sudah bilang akan transaksi tanggal 26 September, terus mendadak mereka ubah. Itu kan suatu tindakan yang melanggar kaidah-kaidah pasar modal internasional," kata Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany di Jakarta Jumat (26/9).

Apalagi tanggal 23 September 2008 sebelumnya, Fullerton Holdings Pte. Ltd. mengirim surat ke BII kalau mereka sudah mendapatkan informasi dari Maybank kalau bank Malaysia ini siap menutup transaksi. Fuad menganggap keputusan ini kurang bijak. "Sama sekali sangat sepihak melihat persoalannya, tidak melihat kepentingan dari investor pasar modal," ujar Fuad.

Sementara Bank Indonesia (BI) memilih tidak ikut campur terkait masalah akuisisi ini. Gubernur Bank Indonesia Boediono mengatakan BI telah memberikan persetujuan untuk mengakuisisi BII. Namun jika Bank Negara Malaysia meminta Maybank untuk mengkaji kembali rencana itu, Boediono mengatakan hal itu bukanlah urusan dari BI. "Itu bukan pada kita. Persetujuan dari kita kan sudah. Itu di antara mereka sendiri, kita tidak ikut campur," katanya, seusai sholat Jumat (26/9) di Gedung BI.

Sedangkan Analis Perbankan Mirza Adityaswara mengatakan tidak ada keseriusan dari Maybank untuk meneruskan akuisisi ini. Saat ini, katanya, kita sudah susah mau percaya pihak Malaysia. "Ini menyinggung regulator Indonesia," kata Mirza.

Selain itu, penundaan atas penutupan transaksi ini membuat posisi BII semakin terkatung-katung. Biasanya, pergantian kepemilikan akan membawa pergantian rencana. Karena sekarang masih belum jelas siapa nanti pemiliknya, makanya situasi menjadi serba tanggung buat BII. "Dampak dari mundurnya pelaksanaan ini jelek buat saham BII," imbuh Mirza.

Pada sesi perdagangan saham pagi, Bursa Efek Indonesia sudah menghentikan perdagangan saham BNII supaya para investor melihat informasi tentang penundaan. Pada sesi perdagangan siang, BEI sudah membuka kembali perdagangan saham BNII.

"Sekarang kan informasi dari mereka sudah jelas, makanya kita tidak suspensi lagi," kata Direktur Utama BEI Erry Firmansyah. Penghentian perdagangan saham BNII kemarin hanya dimaksudkan untuk memeratakan informasi paling baru ini. BEI hanya akan memantau perkembangan dan kelanjutan akuisisi BNII oleh Maybank.

Setelah dibuka, harga Saham BNII terjun bebas hingga pada penutupan perdagangan Jumat (26/9), harga saham BNII ditutup pada posisi Rp 310 per saham. Harga saham ini anjlok hingga Rp 160 atau sebesar 34,04% dibanding penutupan hari sebelumnya, Rp 470 per saham. Padahal, setelah tanggal penutupan transaksi diumumkan, tanggal 24 September 2008 lalu harga saham BNII langsung naik Rp 40 per saham menjadi Rp 450 per saham dibanding harga penutupan hari sebelumnya.

Menurut Analis Danareksa Sekuritas Dimas Angga Negoro, tender offer tidak lagi menjadi sentimen positif buat pergerakan harga saham BNII. Para investor memburu saham yang sudah disuspensi selama satu setengah bulan sebelumnya karena harga tender offer diperkirakan sebesar Rp 510 per saham.

Namun, karena sepertinya akan dilakukan negosiasi ulang, yang tentunya dengan harga lebih rendah, harga saham BNII langsung anjlok. "Paling-paling dia berani di harga sekitar tiga kali nilai buku BNII," kata Dimas. Dimas menghitung harga wajar saham BNII di harga Rp 250 per saham. Saat ini, nilai buku rata-rata industri perbankan Indonesia sekitar lebih dari dua kali.

Dengan harga beli sebelumnya Rp 510 per saham, Maybank membeli saham BNII di angka 4,7 kali nilai buku bank yang sekarang masih ada di tangan Temasek dan Kookmin ini. Jadi, perkiraan harga jualnya sekitar Rp 300 per saham. Dengan perkiraan harga ini, potensi kenaikannya sudah sangat terbatas. Kenaikan terbatas ini akan membawa kerugian bagi banyak investor.

Bukan tidak mungkin kalau transaksi ini lama-lama malah batal. "Mungkin saja dia lebih memilih kehilangan deposit di Temasek daripada kalau dilanjutkan dia rugi lebih banyak lagi," ujar Dimas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×