kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mata Uang Komoditas Melemah di Awal 2024, Simak Prospeknya


Minggu, 21 Januari 2024 / 19:26 WIB
Mata Uang Komoditas Melemah di Awal 2024, Simak Prospeknya
ILUSTRASI. Dollar Australia


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah fluktuasi harga komoditas, mata uang komoditi atau commodity currency melanjutkan pelemahannya di awal 2024 ini. AUD-USD tercatat melemah 2,76% secara year to date (ytd) menjadi 0,6595 per AUD pada Jumat (19/1), dari 0,6782 pada akhir tahun 2023.

Pada periode yang sama, NZD-USD melemah 2,95% ytd ke 0,6112 per NZD dari 0,6298. Selanjutnya, USD-CAD tercatat menguat 1,37% ytd menjadi 1,3427 per USD dari 1,3245 pada akhir tahun sehingga CAD dengan kata lain melemah terhadap USD. 

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Menguat Tipis di Perdagangan Senin (22/1)

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, faktor pergerakan dolar menjadi pemicu fluktuasi harga pair mata uang tersebut.

Sentimen lainnya berasal dari lonjakan harga komoditas global karena tensi politik Timur Tengah yang tengah memanas. 

Perkiraan terkait kapan waktu The Fed memangkas suku bunganya masih menjadi sentimen utama pergerakan dolar tahun ini.

Apabila The Fed memundurkan pemangkasan suku bunganya dari Maret 2024 menjadi pertengahan tahun, maka dolar akan tetap menguat.

Akan tetapi, bila sesuai perkiraan di Maret 2024, maka dolar akan melemah.

Baca Juga: Rupiah Melemah 0,42% Dalam Sepekan, Simak Proyeksinya untuk Pekan Depan

Selanjutnya, memanasnya konflik di Timur Tengah, termasuk di Laut Merah akan berdampak pada peningkatan permintaan safe haven.

Komoditas seperti minyak dan emas akan diuntungkan dengan kondisi ini. 

"Ke depannya, investor akan tertuju pada sentimen kapan The Fed akan memangkas suku bunganya dan gejolak di Timur Tengah," tutur Nanang saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (21/1). 

Menurut Nanang, memanasnya konflik di Timur Tengah akan memacu permintaan safe haven, terutama emas.

Emas masih menjadi favorit transaksi di tengah meningkatnya isu pemangkasan suku bunga acuan The Fed. Ia memprediksi, harga emas akan berada dalam rentang harga US$ 1.950-US$ 2.200 per ons troi pada 2024.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Tetap di Rp 1.128.000 Per Gram Pada Minggu (21/1)

Sementara itu, mata uang yang paling menarik diantara ketiga pairing tersebut adalah AUD.

Pasalnya, Australia memiliki ruang perbaikan dari sisi ekonomi, prospek suku bunga yang belum dipangkas, dan dampak kenaikan harga komoditas. 

Bernada serupa, Chief Executive Officer (CEO) Finex Agung Wisnuadji mengatakan, fluktuasi pergerakan AUD biasanya dipengaruhi harga emas. 

"Alhasil, AUD menjadi mata uang komoditas yang paling menarik karena harga emas diprediksi tetep kuat pada 2024," ucap Wisnu. 

Sementara itu, pergerakan harga CAD biasanya dipengaruhi harga minyak mentah dunia dan NZD kadang dipengaruhi oleh ekonomi internal atau eksternal serta kebijakan bank sentral.

Wisnu memprediksi, pada kuartal I-2024, AUD-USD akan berada di kisaran 0,71500-0,63000. Lalu, NZD-USD di rentang 0,65000-0,55500 dan USD-CAD akan berada di kisaran 1,38500-1,28000. 

Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 3.000 Menjadi Rp 1.128.000 Per Gram Pada Hari Ini (20/1)

Sementara itu, Nanang memproyeksi, kurs AUD-USD pada kuartal pertama 2024 berada di 0,68000 dan di akhir tahun di 0,70000.

Lalu, kurs NZD-USD di kuartal I-2024 berada di 0,63000 dan di akhir tahun 0,65000. Kemudian, USD-CAD pada kuartal pertama 2024 berada di 1,31000 dan akhir tahun di 1,28000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×