Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah bergerak melemah selama perdagangan pekan ketiga Januari 2024. Tangguhnya dolar Amerika Serikat (AS) telah menekan sejumlah mata uang, termasuk rupiah.
Mengutip Bloomberg, rupiah spot ditutup pada posisi Rp 15.615 per dolar AS di Jumat (19/1). Dalam sepekan, rupiah di pasar spot melemah sekitar 0,42% dari posisi Rp 15.550 per dolar AS. Secara harian, rupiah menguat tipis 0,06% dari posisi Rp 15.624 per dolar AS.
Sementara rupiah di Jisdor BI ditutup pada posisi Rp 15.628 per dolar AS, Jumat (19/1). Rupiah Jisdor melemah sekitar 0,44% dalam sepekan dari posisi Rp 15.559 per dolar AS. Namun Rupiah jisdor BI terpantau menguat tipis sekitar 0,01% secara harian dari posisi kemarin Rp 15.630 per dolar AS.
Baca Juga: Simak Proyeksi Pergerakan Rupiah di Pekan Depan, Usai Melemah di Minggu Ini
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mencermati, rupiah menutup akhir pekan ini dengan pergerakan cenderung datar (sideways) di tengah penguatan Indeks Dolar AS. Rupiah hanya bergerak dalam rentang terbatas antara Rp 15.615 – Rp 15.635 per dolar AS, Jumat (19/1).
Alhasil, Rupiah mampu menguat tipis 0,03% secara harian ke level Rp 15.615 per Dolar AS di perdagangan Jumat (19/1).
“Rupiah sepanjang pekan ini melemah terutama akibat tekanan sentimen dari Tiongkok dan AS pada tengah pekan,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (19/1).
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mencatat bahwa pelemahan di pekan ini telah meneruskan tren yang terjadi dalam 3 minggu terakhir. Rupiah secara mingguan terpantau melemah dalam 3 pekan pertama tahun 2024.
“Pelemahan rupiah tidak lepas karena tekanan dari penguatan indeks dolar yang menguat, sejalan harapan pejabat The Fed untuk menahan suku bunga tidak di pangkas hingga semester kedua tahun ini,” jelas Nanang saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (19/1).
Padahal, lanjut Nanang, isu yang berkembang selama ini adalah The Fed akan memangkas suku bunga tahun ini dan mengawali pemangkasan di bulan Maret. Selain itu, faktor pelemahan lainnya berasal dari perlambatan ekonomi Cina dengan serangkaian data ekonomi yang telah rilis memberikan sinyal belum cukup kuat untuk pulih.
Dari dalam negeri, rupiah dipengaruhi oleh sikap Bank Indonesia (BI) yang tidak mengubah suku bunga pada level 6,0% pada pertemuan Rabu (17/1). Langkah ini sejalan dengan upaya untuk menstabilkan rupiah.
Nanang melihat, BI tetap mempertahankan kebijakan suku bunganya, meskipun dorongan agar BI dapat mengirim sinyal kebijakan yang lebih longgar tengah menguat seiring kondisi eksternal yang menguntungkan pasar keuangan Indonesia.
Baca Juga: Rupiah Jeblok
Namun, perlu diperhatikan juga adanya kenaikan batas bawah pajak hiburan menjadi 40% dapat mempengaruhi kepada kondisi investasi di Tanah Air.
Menurut Nanang, rupiah berpotensi menguat di perdagangan pekan depan. Optimisme itu seiring dengan ruang koreksi yang akan dihadapi indeks dolar AS bila mana beberapa data terbaru selama pekan depan seperti angka manufaktur PMI, GDP, dan Core PCE Price Index malah menunjukkan perlambatan.
Selain itu, investor akan terfokus pada pertemuan Federal Reserve di awal tahun ini pada 30 - 31 Januari 2024.
Oleh karena itu, Nanang memproyeksikan nilai tukar rupiah pekan depan akan berada dalam rentang kisaran Rp 15.550 – Rp 15.680 per dolar AS.
Josua turut melihat potensi rupiah diperkirakan cenderung menguat di perdagangan pekan depan, terutama akibat potensi perlambatan inflasi Amerika Serikat.
Dia memperkirakan rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 15.525 – Rp 15.650 per dolar AS di pekan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News