Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Harga tembaga masuk level konsolidasi baru. Belum pulihnya perekonomian China berimbas pada harga logam industri ini.
Mengutip Bloomberg, Selasa (30/6) pukul 12.16 WIB, kontrak pengiriman tembaga tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 0,2% menjadi US$ 5.800 per metrik ton ketimbang hari sebelumnya. Sepekan, harga bangkit 0,34%.
Namun, sepanjang tahun ini, harga tembaga telah anjlok 7,27%. Pada kuartal I 2015, harga tembaga ditutup di level US$ 6.041 per metrik ton. Harga tembaga sempat menyentuh level tertinggi pada Selasa (5/5) di angka US$ 6.480 per metrik ton.
Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri menilai, harga tembaga telah memasuki level konsolidasi barunya alias mulai stabil. Memang harga tembaga belum terbantu dari sisi permintaan. Sebab, melambatnya perekonomian China belum dapat menopang kenaikan permintaan tembaga dalam sektor properti, pembuatan kabel, dan sebagainya.
Lihat saja data manufaktur China, HSBC Flash Manufacturing PMI per Mei 2015 yang mencapai 49,6. Meskipun lebih baik ketimbang posisi sebelumnya, angka tersebut masih di bawah level 50. “Selama perekonomian China belum membaik, permintaan belum tinggi,” katanya.
Memasuki kuartal III 2015, Kiswoyo berpendapat, harga tembaga masih berfluktuasi di level saat ini. Sebab, motor penggerak harga tembaga yakni China sepertinya belum menunjukkan perkembangan berarti.
Bahkan, International Monetary Fund alias IMF merevisi pertumbuhan ekonomiTiongkok dari semula 7% menjadi 6,8% di tahun 2015. “Kalau ekonomi Cina bisa tumbuh lebih dari 8%, harga tembaga baru bisa menanjak,” jelasnya.
Kiswoyo menduga, harga tembaga pada kuartal III 2015 akan berkisar US$ 5.700 – US$ 5.900. Hingga penghujung tahun, harga tembaga masih bergerak dalam rentang tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News