Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
Sepanjang tiga bulan pertama 2020, konstituen Indeks Kompas100 ini mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 18,3 triliun, turun 19,02% ketimbang realisasi triwulan pertama tahun 2019 sebesar Rp 22,6 triliun. Dus, turunnya pendapatan bersih turut membuat laba bersih UNTR merosot 40% menjadi Rp 1,8 triliun.
Masih menarik
Meski keterkaitan terhadap harga komoditas batubara cukup tinggi, analis menilai saham UNTR masih cukup menarik. Salah satu daya pikat emiten ini adalah dividen.
Baca Juga: Begini upaya Tiga Pilar (AISA) terhindar dari delisting
Kepala Riset Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy memperkirakan UNTR akan mengumumkan dividen final sekitar Rp 758/Rp 910 per saham pada RUPST berikutnya. Hal ini menimbang pencapaian laba bersih UNTR sebesar Rp11,31 triliun pada tahun lalu dan rasio pembayaran dividen final yang diproyeksikan sebesar 25% atau 30%.
Robertus mempertahankan rekomendasi beli (buy) saham UNTR dengan target harga Rp 22.250 per saham. Pada perdagangan hari ini, saham UNTR ditutup melemah 1,45% ke level Rp 15.275 per saham. Sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd), saham UNTR masih anjlok 29,04%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News