Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Corona (Covid-19) yang belum juga usai membuat sebagian emiten merevisi target bisnis dan alokasi belanja modal (capex). Salah satunya adalah PT Astra International Tbk (ASII) yang merevisi capex dari Rp 20 triliun-Rp 25 triliun menjadi hanya Rp 10 triliun hingga Rp 11 triliun.
Meski demikian, belum semua entitas grup Astra telah merampungkan revisi target kinerja maupun capex, salah satunya adalah PT United Tractors. Investor Relations United Tractors Ari Setiyawan mengatakan saat ini UNTR sedang dalam tahap finalisasi revisi capex.
Baca Juga: Pelita Samudera Shipping (PSSI) mengantongi pendapatan US$ 75,32 juta pada 2019
“Sedang kami finalisasi, termasuk target-target bisnis,” ujar Ari kepada Kontan.co.id, Rabu (13/5).
Sebagai gambaran, awalnya UNTR mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 450 juta tahun ini. Dana tersebut akan digunakan UNTR pengembangan bisnis, mulai dari PT Pamapersada Nusantara (PAMA) hingga tambang emas Martabe.
Sekitar US$ 300 juta dialokasikan untuk PAMA grup, sekitar US$ 100 juta untuk tambang emas Martabe, sementara sisanya untuk segmen mesin konstruksi dan ACSET.
Kepada Kontan.co.id, Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengatakan UNTR telah menyerap capex sebesar US$ 150 juta sepanjang kuartal I-2020. Sebagian besar capex digunakan untuk penggantian alat berat di lini bisnis kontraktor pertambangan yang sudah usang.
“Selain itu, ada juga untuk biaya eksplorasi di Martabe.” ujar Sara.
Baca Juga: Kinerja penjualan Ricky Putra Globalindo (RICY) hanya naik tipis di tahun 2019
Selain capex, UNTR juga tengah mengkaji kembali target-target (outlook) bisnis yang telah dipasang. Sara mengatakan, outlook ini dibuat berdasarkan realisasi kuartal I-2020 dan saat ini sedang dalam proses finalisasi.
Sepanjang tiga bulan pertama 2020, konstituen Indeks Kompas100 ini mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 18,3 triliun, turun 19,02% ketimbang realisasi triwulan pertama tahun 2019 sebesar Rp 22,6 triliun. Dus, turunnya pendapatan bersih turut membuat laba bersih UNTR merosot 40% menjadi Rp 1,8 triliun.
Masih menarik
Meski keterkaitan terhadap harga komoditas batubara cukup tinggi, analis menilai saham UNTR masih cukup menarik. Salah satu daya pikat emiten ini adalah dividen.
Baca Juga: Begini upaya Tiga Pilar (AISA) terhindar dari delisting
Kepala Riset Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy memperkirakan UNTR akan mengumumkan dividen final sekitar Rp 758/Rp 910 per saham pada RUPST berikutnya. Hal ini menimbang pencapaian laba bersih UNTR sebesar Rp11,31 triliun pada tahun lalu dan rasio pembayaran dividen final yang diproyeksikan sebesar 25% atau 30%.
Robertus mempertahankan rekomendasi beli (buy) saham UNTR dengan target harga Rp 22.250 per saham. Pada perdagangan hari ini, saham UNTR ditutup melemah 1,45% ke level Rp 15.275 per saham. Sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd), saham UNTR masih anjlok 29,04%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News