kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.708.000   17.000   1,01%
  • USD/IDR 16.335   0,00   0,00%
  • IDX 6.788   -6,83   -0,10%
  • KOMPAS100 1.009   -1,54   -0,15%
  • LQ45 781   -2,24   -0,29%
  • ISSI 211   0,76   0,36%
  • IDX30 405   -1,54   -0,38%
  • IDXHIDIV20 488   -3,62   -0,74%
  • IDX80 114   -0,07   -0,06%
  • IDXV30 120   -0,76   -0,63%
  • IDXQ30 133   -0,78   -0,59%

Masih dalam fase konsolidasi, harga minyak flat


Selasa, 05 Mei 2015 / 15:00 WIB
Masih dalam fase konsolidasi, harga minyak flat
ILUSTRASI. Masjid Agung Banten menjadi ikon sejarah di kota Serang yang letaknya berada di kawasan kota lama.


Reporter: Namira Daufina | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pergerakan harga minyak sejak awal pekan ini terus terkoreksi. Harga minyak di level konsolidasi setelah sentimen positif dan negatif di pasar bergerak tarik menarik.

Mengutip Bloomberg, Selasa (5/5) pukul 13.45 WIB, harga minyak kontrak pengiriman Juni 2015 di New York Merchantile Exchange menukik tipis 0,08% ke level US$ 58,88 per barel dibanding hari sebelumnya. Namun  harga minyak dalam sepekan terakhir masih melesat 3,18%.

Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Faisyal menjelaskan, pergerakan harga minyak saat ini lebih flat. Belum ada sentimen utama yang menjadi dasar bergeraknya harga.

“Rig pengeboran minyak Amerika Serikat terus berkurang sementara Irak mengklaim bahwa suplai ekspornya pada April 2015 melonjak ke level tertinggi dalam tiga dekade,” jelasnya.

Pengurangan pengeboran minyak AS terus terjadi bahkan rig yang beroperasi kini sudah menyentuh level terendah sejak September 2010. EOG Resources Inc, produsen shale minyak terbesar di AS juga berencana menjaga level produksi di tahun 2015 ini tetap flat. Ini dilakukan setelah pada kuartal satu 2015 ini EOG mengalami kerugian yang cukup besar akibat anjloknya harga minyak dunia.

Di sisi lain, faktor Irak yang menggenjot ekspornya pada April 2015 menjadi penekan harga minyak sehingga tidak bisa kembali menguat. “Sekarang ini pasar sedang fokus dengan rilis data cadangan minyak mingguan AS pada Rabu (6/5),” tambah Faisyal.

Survei Bloomberg menunjukkan persediaan minyak mentah mingguan AS diperkirakan bertambah 1,2 juta barel atau lebih rendah dari pertambahan minggu sebelumnya yakni 1,9 juta barel. Dengan masih adanya pertambahan produksi ini, cadangan minyak AS melonjak ke level 490,9 juta barel atau tertinggi sejak 1930.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×