Reporter: Namira Daufina | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pergerakan harga minyak sejak awal pekan ini terus terkoreksi. Harga minyak di level konsolidasi setelah sentimen positif dan negatif di pasar bergerak tarik menarik.
Mengutip Bloomberg, Selasa (5/5) pukul 13.45 WIB, harga minyak kontrak pengiriman Juni 2015 di New York Merchantile Exchange menukik tipis 0,08% ke level US$ 58,88 per barel dibanding hari sebelumnya. Namun harga minyak dalam sepekan terakhir masih melesat 3,18%.
Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Faisyal menjelaskan, pergerakan harga minyak saat ini lebih flat. Belum ada sentimen utama yang menjadi dasar bergeraknya harga.
“Rig pengeboran minyak Amerika Serikat terus berkurang sementara Irak mengklaim bahwa suplai ekspornya pada April 2015 melonjak ke level tertinggi dalam tiga dekade,” jelasnya.
Pengurangan pengeboran minyak AS terus terjadi bahkan rig yang beroperasi kini sudah menyentuh level terendah sejak September 2010. EOG Resources Inc, produsen shale minyak terbesar di AS juga berencana menjaga level produksi di tahun 2015 ini tetap flat. Ini dilakukan setelah pada kuartal satu 2015 ini EOG mengalami kerugian yang cukup besar akibat anjloknya harga minyak dunia.
Di sisi lain, faktor Irak yang menggenjot ekspornya pada April 2015 menjadi penekan harga minyak sehingga tidak bisa kembali menguat. “Sekarang ini pasar sedang fokus dengan rilis data cadangan minyak mingguan AS pada Rabu (6/5),” tambah Faisyal.
Survei Bloomberg menunjukkan persediaan minyak mentah mingguan AS diperkirakan bertambah 1,2 juta barel atau lebih rendah dari pertambahan minggu sebelumnya yakni 1,9 juta barel. Dengan masih adanya pertambahan produksi ini, cadangan minyak AS melonjak ke level 490,9 juta barel atau tertinggi sejak 1930.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News