kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.290   50,00   0,31%
  • IDX 7.257   75,31   1,05%
  • KOMPAS100 1.072   13,85   1,31%
  • LQ45 846   11,73   1,41%
  • ISSI 216   3,00   1,41%
  • IDX30 435   5,37   1,25%
  • IDXHIDIV20 520   7,40   1,44%
  • IDX80 122   1,62   1,34%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   2,07   1,47%

Market Cap Gojek Tokopedia (GOTO) Rp 100 Triliun, Cek Prospek & Rekomendasi Sahamnya


Rabu, 22 Januari 2025 / 19:40 WIB
Market Cap Gojek Tokopedia (GOTO) Rp 100 Triliun, Cek Prospek & Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatat nilai kapitalisasi pasar (market cap) hingga Rp 100 triliun pada Selasa (21/1).(KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatat nilai kapitalisasi pasar (market cap) hingga Rp 100 triliun pada Selasa (21/1). Bisnis On Demand Service (ODS) yang lebih baik mendukung prospek kinerja GOTO.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai, market cap GOTO mencapai Rp 100 triliun tidak terlepas dari transaksi yang terus membaik, tercermin pada Gross Transaction Value (GTV), Gross Merchandise Value (MTV), serta Total Processing Value (TPV).

Pada Gross Transaction Value, GOTO melaporkan GTV inti Grup meningkat 74% menjadi Rp72 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, sementara GTV Grup naik 37% YoY menjadi Rp137,4 triliun.

Baca Juga: Kapitalisasi Pasar GOTO Kembali ke Level Rp 100 Triliun, Ini Kata Analis

Nafan turut melihat adanya efisiensi terlihat dari cash burn dan biaya pemasaran yang lebih rendah. Efisiensi GOTO telah mendorong Adjusted Ebidta menjadi Rp 137 miliar pada kuartal III-2024, dibandingkan kerugian Rp 599 miliar pada kuartal III-2023.

Di samping itu, rugi bersih GOTO terpangkas 29% yoy menjadi Rp 1,69 triliun pada kuartal ketiga 2024. Selama periode Januari – September 2024, rugi bersih emiten teknologi ini menyusut sekitar 53%yoy menjadi Rp 4,54 triliun.

"Walaupun bottom line GOTO masih mengecewakan, tetapi sudah tidak separah net loss tahun-tahun sebelumnya," kata Nafan saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (22/1).

Analis Indo Premier Sekuritas Ryan Winipta memproyeksi, Adjusted Ebitda GOTO akan meningkat menjadi Rp 1,2 triliun - Rp 1,5 triliun di 2025 dibandingkan perkiraan Adjusted Ebitda 2024 sebesar Rp 119 miliar. 

Peningkatan Ebitda yang disesuaikan ini terutama didorong oleh pertumbuhan GTV sebesar 12% yoy dan perluasan margin Ebitda segmen ODS menjadi 1,1% dari GTV yang naik 20 bps yoy pada 2025.

Ryan menjelaskan bahwa bisnis On Demand Service (ODS) GOTO akan mendukung Ebitda seiring profitabilitas Fintech yang lebih baik, di tengah peningkatan pertumbuhan pinjaman diperkirakan sebesar Rp 8,5 triliun pada akhir 2025 daripada Rp 4,3 triliun pada Januari – September 2024.

Di lain sisi, secara konservatif diperkirakan biaya layanan e-commerce dari Shop Tokopedia akan tetap relatif datar di 2025 pada kisaran US$ 40 juta atau sekitar Rp 600 miliar, dengan mempertimbangkan lingkungan daya beli yang lemah.

Namun meskipun persaingan di ODS relatif ketat, GOTO telah mencapai skala yang cukup untuk memulai monetisasi. Indo Premier Sekuritas memandang GOTO telah mampu mencapai parit ekonominya untuk bisnis ODS karena EBITDA yang disesuaikan atau adjusted Ebitda terus membaik secara kuartalan.

Adjusted Ebitda segmen ODS GOTO tercatat sebesar 0,9% dari GTV, meskipun Grab & Shopee Food mungkin telah mempertahankan sikap agresifnya di sepanjang tahun lalu. Lanskap persaingan yang semakin ketat memang lebih jelas terlihat dalam pengiriman makanan, tercermin dalam insentif Grab yang lebih tinggi.

Baca Juga: Hore! Kapitalisasi Pasar GOTO Kembali Tembus Rp 100 Triliun

Ryan melihat, GOTO sendiri saat ini tengah menyempurnakan versi pengiriman makanan yang terjangkau melalui GoFood Pas, di atas fitur-fitur yang sudah ada yaitu Ekonomis/Express. Dengan demikian, fitur pengiriman ini akan bersaing dengan program Saver/Premium milik Grab, yang telah menjadi sumber pendorong pertumbuhan perusahaan tersebut.

"Mencapai parit ekonomi menjadi fondasi bagi pertumbuhan masa depan GOTO," jelas Ryan dalam riset 2 Desember 2024.

Selain itu, Ryan menilai, dana pembelian kembali (buyback funds) yang tersisa dapat memitigasi penjual tambahan yang menjual saham GOTO termasuk pemegang saham pra-IPO. 

Sementara, komitmen Alibaba untuk tidak menjual saham GOTO dalam 5 tahun ke depan telah menghilangkan overhang harga saham yang menyebabkan harga GOTO telah naik signifikan dari level bawah Rp 50 per saham.

Sebagai tambahan, kejelasan lebih lanjut tentang Multiple Voting Share (MVS) akan membuka jalan yang lebih jelas untuk Merger dan Akuisisi (M&A). Dana buyback dan kejelasan tentang MVS akan mendukung penilaian ulang valuasi GOTO.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus memandang, saham GOTO mengalami kenaikan signifikan berkat ekosistem yang dimiliki. GOTO juga mulai berbenah dengan mengurangi berbagai pos yang tidak penting

"Saya selalu yakini cepat atau lambat, hari ini atau nanti, GOTO akan mampu bertahan dan melewati masa masa sulit," ujar Nico kepada Kontan.co.id, Rabu (22/1).

Tidak kalah penting, Nico menilai bahwa GOTO berhasil menjaga eksistensinya di tengah hadirnya pesaing baru seperti Maxim dan Xanh SM di bisnis transportasi online. Hal itu karena ekosistem Gojek Tokopedia sudah dikenal luas masyarakat.

Namun, GOTO harus mulai mengimplementasikan setahap demi setahap kendaraan listrik agar kinerja terus bertahan ke depan. Hal itu mengingat bisnis transportasi sekarang sudah menuju ke era kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV).

Nico menambahkan, inovasi juga perlu dikembangkan seperti Go Transit yang memberikan nilai lebih kepada pengguna. GOTO juga bisa memaksimalkan ekosistem antar entitas seperti bersama PT Bank Jago Tbk (ARTO).

Nafan sepakat bahwa GOTO melalui Gojek masih yang terdepan di bisnis jasa transportasi online (ride hailing) dengan pesaing terdekatnya yakni Grab. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya pemain bisnis transportasi online, namun pangsa pasar Gojek tetap teratas.

Secara keseluruhan, Nafan menyarankan Accumulative Buy untuk GOTO dengan target harga di Rp 100 per saham. Ryan mempertahankan peringkat Buy untuk GOTO dengan target harga sebesar Rp 90 per saham. Sedangkan, Nico belum memberikan rekomendasi untuk GOTO.

Selanjutnya: BEI Proyeksikan Periode Non-Cancellation Diterapkan pada Kuartal IV-2024

Menarik Dibaca: 5 Kebiasaan Sehat yang Harus Diajarkan kepada Anak Setiap Hari, Orang Tua Wajib Tahu!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×