kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Margin Diramal Membaik, Saham MBMA dan NCKL Jadi Top Picks di Sektor Tambang Logam


Senin, 18 September 2023 / 15:01 WIB
Margin Diramal Membaik, Saham MBMA dan NCKL Jadi Top Picks di Sektor Tambang Logam
ILUSTRASI. Fasilitas pengolahan nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) di Pulau Obi, Halmahera, Maluku Utara.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek emiten tambang nikel diprediksi akan lebih cerah pada semester II-2023. Estimasi ini tidak terlepas dari membaiknya margin emiten seiring dengan mulai stabilnya harga nikel dan turunannya.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan menggunakan harga nickel pig iron (NPI ) China sebagai acuan (proxy). Menurut Hasan, harga NPI telah mencapai titik terendah sebesar US$ 13.182 per ton pada Juli 2023. Terkoreksinya harga NPI ini menyusul pelemahan sejak kuartal II-2023 karena kelebihan pasokan (oversupply) NPI dari Indonesia.

Hasan mengestimasikan harga nikel kelas 1 seperti Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan nikel matte serta nikel kelas 2 akan stabil pada sisa tahun ini, di tengah ekspektasi peningkatan permintaan baja anti karat (stainless steel)  dan prekursor baterai listrik.

Cash cost emiten juga diproyeksi stabil seiring harga batubara Indonesian Coal Index  ICI yang relatif stabil.

Baca Juga: Harga CPO Dalam Tren Menurun, Berikut Saham Rekomendasi Analis

Dus, mengingat harga nikel yang stabil dan adanya perbaikan margin, Hasan melihat kinerja sektor tambang logam akan  didorong oleh kenaikan volume penjualan serta produksi.

Dalam  hal ini, Hasan menjagokan emiten yang memiliki prospek peningkatan pertumbuhan volume produksi, yaitu PT Merdeka Battery Material Tbk (MBMA) dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL).

Saat ini, NCKL tercatat sedang memulai proses ramping up smelter kedua yang dijalankan oleh PT Halmahera Jaya Feronikel dengan kapasitas terpasang sekitar 95.000 ton.

Mengingat masih dalam proses ramping up,  Roy Arman Arfandy, Direktur Utama NCKL mengestimasi total produksi tahun ini hanya 90.000 ton, yang berasal dari Megah Surya Pertiwi (MSP) yang memiliki kapasitas produksi 25.000 ton dan PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF) sebesar 65.000 ton.

“Ini pun loncatan yang signifikan karena produksi feronikel di 2022 hanya 25.000 ton yang datang dari MSP. Tahun ini ada  tambahan 65.000 ton dari HJF,” kata Roy dalam acara  diskusi daring Bersama Stockbit Sekuritas, beberapa waktu lalu.

Nah, tahun depan, produksi feronikel NCKL akan bertumbuh. Sebab, tahun depan HJF sudah selesai proses rumping up dan akan mencapai full capacity sebesar 95.000 ton. Sehingga, kapasitas produksi feronikel NCKL  tahun depan mencapai 120.000 ton, yang mana mengalami peningkatan 30% dari 2023.

Pada 2025, smelter ketiga yang dijalankan oleh PT Karunia Permai Sentosa (KPS) yang memiliki kapasitas 185.000 ton akan beroperasi. Sehingga, apabila produksi KPS sudah mencapai full capacity, produksi feronikel NCKL akan mencapai 305.000 ton.

“Ini loncatan signifikan yang akan mendorong pertumbuhan bisnis kami karena ada peningkatan produksi feronikel,” pungkas Roy.

Sementara itu, dengan beroperasinya smelter RKEF PT Zhao Hui Nickel (ZHN), maka total kapasitas terpasang yang dimiliki MBMA akan mencapai 88.000 ton per tahun. pabrik ini akan memiliki target kapasitas terpasang 50.000 ton Ni dalam bentuk Nickel Pig Iron (NPI) per tahun.

Baca Juga: Harga CPO Lesu, Begini Rekomendasi Saham Sejumlah Analis CPO dari Analis

Presiden Direktur MBMA, Devin Antonio Ridwan mengatakan, saat ini MBMA memiliki dua pabrik pengolahan (smelter) berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang menghasilkan nickel pig iron. Dua smelter ini dijalankan oleh PT Cahaya Smelter Indonesia dan PT Bukit Smelter Indonesia.

Masing-masing smelter ini memiliki kapasitas 19.000 ton nikel per tahun, yang jika dijumlahkan menjadi 38.000 ton.

Berbeda dengan MBMA dan NCKL, Hasan menilai kinerja PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) akan melemah, seiring dengan penurunan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) FeNi.

Untuk PT Vale Indonesia Tbk (INCO), meskipun INCO memiliki margin kas yang lebih unggul dibandingkan perusahaan peers, Hasan memperkirakan proses divestasi  sebagian saham INCO ke MIND ID akan menjadi hambatan jangka pendek bagi harga sahamnya.

Hasan merekomendasikan beli saham MBMA dengan target harga Rp 1.000 dan beli saham NCKL dengan target harga Rp 1.400. Hasan juga merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga Rp 2.700 dan beli saham INCO dengan target harga Rp 7.000.

 



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×