kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga CPO Dalam Tren Menurun, Berikut Saham Rekomendasi Analis


Senin, 18 September 2023 / 09:18 WIB
Harga CPO Dalam Tren Menurun, Berikut Saham Rekomendasi Analis
Menakar Tren Penurunan Harga CPO dan Dampaknya pada Kinerja Emiten Sawit


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Musim kemarau, harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) menunjukkan tren penurunan. Berdasarkan data Bloomberg, harga CPO tercatat pada level MYR 3.785 per ton pada Jumat (15/9). Angka tersebut menurun 1,17% dalam seminggu dan 1,59% dalam sebulan terakhir.

Direktur Utama Edvisor.id, Praska Putrantyo, menyatakan bahwa penurunan harga CPO belakangan ini cenderung dipengaruhi oleh meningkatnya stok minyak sawit dan penurunan ekspor sawit di Malaysia. 

Oleh karena itu, kinerja perusahaan saham CPO di Indonesia diperkirakan melambat sepanjang 2023, bahkan menurun dibandingkan periode tahun 2022.

"Tren harga CPO yang mulai datar dan berkonsolidasi di bawah MYR 4.000 per ton atau lebih rendah dibandingkan dengan harga rata-rata tahun lalu," ujarnya pada Minggu (17/9).

Baca Juga: Inilah Saham Blue Chip yang Layak Dibeli, Kinerja Perusahaan Diprediksi Meningkat

Ke depannya, prospek harga CPO akan dipengaruhi oleh harga komoditas alternatif, seperti harga minyak kedelai dan minyak biji matahari. 

Selain itu, sentimen kondisi pasokan dan stok sawit di Malaysia, serta tren permintaan dari India dan Tiongkok, sebagai importir CPO terbesar di dunia, juga akan berpengaruh.

Namun, Praska melihat beberapa perusahaan CPO yang masih menarik untuk diamati, seperti PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG). Kedua perusahaan ini memiliki valuasi yang menarik dan masih mampu mencatatkan pertumbuhan positif dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Muhammad Nafan Aji Gusta, Kepala Informasi Investasi Senior di Mirae Asset Sekuritas Indonesia, memperkirakan bahwa kenaikan harga CPO baru akan terjadi di tahun depan. 

Baca Juga: Prospek Cerah, Analis Rekomendasi Beli Saham Blue Chip Sektor Manufaktur Makanan Ini

Menurutnya, beberapa faktor yang bisa mendorong harga CPO termasuk potensi meningkatnya permintaan dari Tiongkok, India, dan beberapa negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

"Selanjutnya, mengenai potensi kenaikan harga minyak dunia sejalan dengan kebijakan OPEC+ dan juga ketegangan geopolitik di kawasan Eropa," tambahnya.

Sementara itu, analis NH Korindo Sekuritas, Cindy Alicia Ramadhania, dalam risetnya tanggal 24 Agustus 2023, berpendapat masih ada harapan untuk kenaikan harga CPO di tahun ini. Di tengah lesunya permintaan minyak sawit mentah, sentimen positif muncul dari dalam negeri terkait Program B35.

Pemerintah menerapkan penggunaan campuran minyak sawit sebesar 35% dalam bahan bakar atau biodiesel 35% (B35) mulai 1 Agustus 2023. "Hal ini dapat meningkatkan permintaan minyak sawit domestik dan dapat membantu menjaga harga CPO," lanjut Cindy.

Baca Juga: ICBP Bakal Menikmati Margin yang Lebih Tinggi, Intip Rekomendasi Sahamnya

Dari sisi cuaca, berakhirnya fenomena La Nina diharapkan dapat mendukung pemulihan operasional. Selain itu, kemungkinan munculnya fenomena El Nino pada semester II-2023, yang dikenal dengan cuaca ekstrem, juga diharapkan dapat memberi dampak positif terhadap penguatan harga.

Namun, beberapa katalis positif tersebut tampaknya belum akan cukup untuk meningkatkan kinerja perusahaan CPO secara signifikan. Sebagai contoh, kinerja PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) diprediksi mencapai pendapatan tahun ini sebesar Rp 20,43 triliun atau menurun 6,37% dari realisasi 2022 yang sebesar Rp 21,82 triliun. Laba bersih diperkirakan menurun sebesar 53,48% menjadi Rp 802 miliar.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×