Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Manuver RITS Ventures Limited untuk bisa menjadi penghuni Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui backdoor listing menjadi perhatian wasit pasar modal.
Gagal masuk lewat PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK), kini RITZ memilih PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) sebagai target selanjutnya.
SIAP akan menerbitkan 23,4 miliar saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 200 per saham. Dengan demikian, aksi korporasi ini bernilai Rp 4,68 triliun. Seluruh dana rights issue, setelah dikurangi biaya administrasi, akan digunakan untuk mengakuisisi saham RITS.
Pemegang saham utama SIAP itu adalah PT Graha Sakti Cemerlang (GSC) dan PT Graha Sakti Prima (GSP). Masing-masing menggenggam 216 juta saham atau 36% kepemilikan dan 144 juta saham atau setara dengan 24% SIAP
Noor Rachman, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku, ia belum mengecek proposal rights issue SIAP itu. Namun, ia menyadari, kalau pihak yang akan backdoor itu sama seperti PKPK. "Kami akan lihat valuasinya, karena ini (RITS) kan sama seperti yang mau masuk PKPK dulu," kata dia.
Mengutip prospektus yang dipublikasikan perseroan pekan lalu, nilai akuisisi RITZ sebesar Rp 4,67 triliun. Nilai ini lebih rendah dari nilai akuisisi oleh PKPK dulu, yakni mencapai RpĀ 5,5 triliun.
Berdasarkan penilai independen yang ditunjuk, Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) Yanuar Bey & Rekan, nilai wajar 100% saham RITS sebesar Rp 4,95 triliun. RITS adalah satu pemilik PT Wana Bara Prima Coal, induk PT Indo Wana Bara Mining Coal.
Pemilik Wana Bara Prima lainnya adalah Reinner Abdul Rachman Latief dan Rendy Diego Soedarjo. Reinner yang merupakan mantan petinggi PT Lapindo Brantas Inc. mengempit 3,89% saham Wana Bara. Sedangkan Rendy menguasai 1,11%. Adapun sisanya dimiliki RITS melalui Golden View Offshore Inc.
Berdasarkan evaluasi laporan cadangan batubara Indo Wana Bara oleh Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung (LAPI-ITB) per 25 September 2013, cadangan batubara Indo Wana Bara tercatat sebesar 288,15 juta ton. Namun, tidak disebut, apakah Indo Wana Bara sudah berproduksi atau belum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News