Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Annisa Aninditya Wibawa, Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) sudah siap menggelar rights issue. SIAP akan menerbitkan 23,4 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 200 per saham. Dus, SIAP berpotensi meraup dana segar hingga Rp 4,68 triliun. Nilai rights issue SIAP ini lebih kecil dibandingkan dengan rencana awal.
Semula SIAP akan merilis 28,2 miliar saham di harga Rp 200 per saham dengan target dana Rp 5,64 triliun. Rasio rights issue SIAP ini adalah 1:39. Artinya, setiap pemegang satu saham lama berhak memperoleh 39 saham baru. Efek dilusi atas aksi ini cukup besar yakni 97,5%. Namun, pemegang saham utama SIAP, PT Graha Sakti Cemerlang (GSC) dan PT Graha Sakti Prima (GSP) tidak akan mengeksekusi saham baru. Padahal masing-masing menguasai 216 juta saham setara 36% saham, dan 144 juta saham setara 24%.
PT Antaboga Delta Sekuritas yang memegang 12,83% saham SIAP juga tak akan mengeksekusi hak tersebut. Maklum, izin Antaboga telah dicabut oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tapi, SIAP telah memiliki pembeli siaga, yakni PT Danareksa Sekuritas.
Jika menggunakan asumsi, pemegang saham publik mengeksekusi hak dan tidak menambah porsi dari sisa saham yang tidak terserap, Danareksa akan menguasai 72,34% saham SIAP. Ini artinya Danareksa harus menyiapkan dana minimal sekitar Rp 3,38 triliun.
Namun, apabila pemegang saham publik tidak mengeksekusi haknya, Danareksa akan menjadi pemilik 97,5% saham SIAP dan harus menyiapkan dana sekitar Rp 4,56 triliun. Cuma masalahnya, bagaimana Danareksa akan membiayai aksi korporasi itu? Maklum, nilai modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) milik broker berkode OD ini hanya Rp 247,86 miliar.
Siap ambil alih
Marciano Herman, Direktur Utama Danareksa Sekuritas menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan hal itu. Tapi, ia enggan membeberkan mengenai hal itu. "Kami akan jelaskan ke OJK mengenai kesiapan kami," ujar dia kepada KONTAN, kemarin.
Ia juga enggan menjelaskan apakah Danareksa telah mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga yang bersedia menampung saham baru SIAP tersebut. "Bisa saja, nanti kami akan alihkan ke pihak lain," imbuh dia. Marciano beralasan, Danareksa tertarik menjadi pembeli siaga karena SIAP memiliki potensi bisnis yang baik ke depannya.
Dari prospektus ringkas terungkap, dana hasil rights issue SIAP akan digunakan mengakuisisi saham RITS Ventures Limted milik Ridgetop Holding Ventures, senilai Rp 4,67 triliun. RITS merupakan perusahaan investasi berbasis di British Virgin Island.
RITS adalah pemilik PT Wana Bara Prima Coal, induk PT Indo Wana Bara Mining Coal. Pemilik Wana Bara Prima lainnya adalah Reinner Abdul Rachman Latief dan Rendy Diego Soedarjo. Reinner yang merupakan mantan petinggi PT Lapindo Brantas Inc memiliki 3,89% saham Wana Bara. Sedangkan, Rendy menguasai 1,11% saham.
Adapun sisanya dimiliki RITS melalui Golden View Offshore Inc. Indo Wana Bara memiliki konsesi izin usaha pertambangan batubara seluas 5.000 hektare di Kutai Barat, Kalimantan Timur. Pasca rights issue, SIAP kan mengganti lini bisnis dari produsen non woven menjadi tambang batubara.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menilai, harga rights issue SIAP cenderung mahal, sebab kemarin, harga saham SIAP di Rp 179. "Sebagai investor yang mau mengeksekusi, harus mau membeli dengan harga di atas pasar," ucap dia. Reza menyarankan, pelaku pasar menimbang prospek dan keuangan perusahaan tambang yang akan SIAP akuisisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News