kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Manfaatkan peluang dibalik masuknya investor asing


Jumat, 03 November 2017 / 19:53 WIB
Manfaatkan peluang dibalik masuknya investor asing


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali menjadi buruan asing sepanjang pekan ini. Investor domestik tentunya bisa ikut memaksimalkan momentum tersebut.

David Sutyanto, analis First Asia Capital mengatakan, prospek keempat bank besar itu sejatinya menarik. Hal ini yang menjadi salah satu alasan asing kembali masuk.

Tapi, ia paling suka dengan BBRI. "Karena sebentar lagi BBRI akan stock split, dan investor lokal bisa ikut masuk memanfaatkan momentum ini," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (3/11).

Ia merekomendasikan buy saham BBRI dengan target harga Rp 17.000 per saham. Taye Shim, Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia merekomendasikan trading buy saham BMRI. Target yang ditetapkan Rp 7.200 per saham.

"Perolehan top line BMRI masih terlihat lambat, tapi perbaikan kualitas kredit akan lebih dari cukup memperbaiki kualitas laba bersih dan valuasinya," tulis Taye dalam riset 2 November.

Peningkatan kredit dari sektor korporasi dan konsumer berhasil membuat kinerja BMRI di kuartal III-2017 melesat. Hingga akhir September lalu, total penyaluran kredit bank pelat merah ini naik 9,8% menjadi Rp 686,15 triliun.

Porsi terbesar datang dari kredit korporasi, yang mencapai Rp 236,1 triliun atau meningkat 11,7%. Sementara kredit pada sektor konsumer melesat 20,6% menjadi Rp 95,2 triliun. Penyaluran kredit mikro mencatatkan kenaikan tertinggi, yakni 20,1% menjadi sebesar Rp 57 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×