kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Manfaatkan peluang dibalik masuknya investor asing


Jumat, 03 November 2017 / 19:53 WIB
Manfaatkan peluang dibalik masuknya investor asing


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali menjadi buruan asing sepanjang pekan ini. Investor domestik tentunya bisa ikut memaksimalkan momentum tersebut.

David Sutyanto, analis First Asia Capital mengatakan, prospek keempat bank besar itu sejatinya menarik. Hal ini yang menjadi salah satu alasan asing kembali masuk.

Tapi, ia paling suka dengan BBRI. "Karena sebentar lagi BBRI akan stock split, dan investor lokal bisa ikut masuk memanfaatkan momentum ini," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (3/11).

Ia merekomendasikan buy saham BBRI dengan target harga Rp 17.000 per saham. Taye Shim, Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia merekomendasikan trading buy saham BMRI. Target yang ditetapkan Rp 7.200 per saham.

"Perolehan top line BMRI masih terlihat lambat, tapi perbaikan kualitas kredit akan lebih dari cukup memperbaiki kualitas laba bersih dan valuasinya," tulis Taye dalam riset 2 November.

Peningkatan kredit dari sektor korporasi dan konsumer berhasil membuat kinerja BMRI di kuartal III-2017 melesat. Hingga akhir September lalu, total penyaluran kredit bank pelat merah ini naik 9,8% menjadi Rp 686,15 triliun.

Porsi terbesar datang dari kredit korporasi, yang mencapai Rp 236,1 triliun atau meningkat 11,7%. Sementara kredit pada sektor konsumer melesat 20,6% menjadi Rp 95,2 triliun. Penyaluran kredit mikro mencatatkan kenaikan tertinggi, yakni 20,1% menjadi sebesar Rp 57 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×