Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu merger PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan Grab terus bergulir. Terbaru, beredar kabar bahwa ada tawaran golden share untuk BPI Danantara terkait merger dua perusahaan teknologi itu.
Financial Times pada Kamis (13/11/2025) melaporkan, GOTO dan Grab sedang melakukan negosiasi untuk menawarkan golden shares atau saham emas kepada BPI Danantara untuk mengamankan merger senilai US$ 29 miliar.
Menurut sumber Financial Times, pembahasan merger tersebut mencakup usulan untuk memberikan BPI Danantara porsi saham minoritas di entitas hasil penggabungan, dengan hak istimewa atas unit bisnis di Indonesia.
Equity Research Analyst Bloomberg Intelligence Nathan Naidu menilai kemungkinan tersebut, menambah indikasi bahwa kesepakatan ini semakin dekat dan mendapat dukungan politik.
Baca Juga: IHSG Ditutup Memerah, Cek Rekomendasi Saham Teknikal untuk Jumat (14/11)
“Usulan golden share melalui Danantara akan memprioritaskan kesejahteraan mitra pengemudi. Ini merupakan isu yang menonjol setelahnya ada protes dari mitra pengemudi terkait upah dan asuransi,” tulisnya dalam riset, Kamis (13/11/2025).
Nathan menilai pengawasan pemerintah dapat membantu meredakan kekhawatiran antimonopoli dan tenaga kerja. Mengingat, keduanya secara gabungan menguasai 80%–90% pangsa pasar layanan transportasi daring dan pesan-antar makanan di Indonesia.
Head of Research Macquarie Capital Indonesia Ari Jahja menilai kesepakatan merger ini masuk akal dan seiring membaiknya kondisi keuangan GOTO, peluang terjadinya merger meningkat.
“Kombinasi antara GOTO dan Grab akan menguntungkan pemegang saham utama seperti SoftBank Group karena keuntungan dari Grab dapat mengimbangi kerugian di GOTO,” tulisnya dalam riset tertanggal 11 November 2025.
Pengamat Pasar Modal Hendra Wardana menambahkan dari sisi bisnis, penggabungan ini berpotensi memperkuat posisi GOTO di industri ride-hailing sekaligus mempercepat langkahnya menuju profitabilitas.
Menurutnya, Grab yang sudah mencatatkan laba sejak 2023, akan membawa disiplin biaya, pengalaman manajerial, dan sistem operasional yang lebih matang. Keduanya berpotensi menekan beban dan optimalisasi ekosistem.
Dari sudut pandang investor, kata Hendra, rencana merger GOTO dengan Grab ini menjadi katalis positif. Di mana, efisiensi biaya akan meningkat, margin laba berpotensi melebar dan peluang jangka menengah terbuka lebar.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Jumat (14/11)
“Bagi investor justru dilihat sebagai katalis positif, tak heran bila saham GOTO langsung mencatat lonjakan volume dan harga pasca kabar merger mencuat,” katanya kepada Kontan, Kamis (13/11/2025).
Hendra bilang jika penggabungan ini benar-benar terwujud, GOTO berpeluang bertransformasi dari saham “burn rate” menjadi saham “profit maker”, simbol kebangkitan sektor digital Indonesia yang sempat kehilangan pamor.
Dia menjelaskan secara teknikal, tren jangka pendek GOTO mengarah positif dengan potensi menuju target harga di level Rp 72 dan Rp 90. Lebih lanjut, dia merekomendasikan trading buy GOTO selama sahamnya berada di atas Rp 60.
Selanjutnya: Ekspor Sarang Walet Diperketat, Barantin Temukan Pengiriman Produk Kotor
Menarik Dibaca: Promo The Body Shop Diskon s/d 70% Segera Berakhir, Berlaku sampai 15 November 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













