Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terganjal proses restrukturisasi utang, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sampai saat ini belum bisa membagikan dividen. Harapannya, saat pembayaran utang sudah mencapai 80%, emiten tersebut bisa membagikan dividen kepada pemegang sahamnya.
Direktur Utama BUMI Saptari Hoedaja memperkirakan, pembagian dividen bisa dilakukan pada 2023, ketika emiten mendapat restu dari para krediturnya. Seperti diketahui, sebagai proses dari perjanjian pembayaran utang, emiten belum diperkenankan membagikan dividen.
Sedangkan pembicaraan dengan kreditur mengenai pembayaran utang baru bisa dilakukan dua hingga tiga tahun saat utang dibayarkan sejak 2018.
"Seluruh utang US$ 3,8 miliar, setelah restrukturisasi tinggal US$ 1,6 miliar dan ini berjalan terus. Hingga Januari 2019 utang yang dibayarkan sudah US$ 219,54 juta (14%) dan masih berjalan terus," kata Saptari, Selasa (12/2).
Dia menjelaskan, jika pembayaran utang setiap tahunnya berkisar US$ 200 juta hingga US$ 300 juta, maka diperkirakan pada 2023 BUMI bisa mulai membagikan dividen. Di mana, saat ini, emiten tersebut tengah berkoordinasi dengan para kreditur untuk bisa membagikan dua per tiga hingga tiga per empat dividen perusahaan.
"Tahun ini, kami perkirakan bisa lakukan pembayaran utang kurang lebih US$ 250 juta, bisa US$ 1 miliar, jadi beres di 2023 atau 2024," paparnya.
Sekedar mengingatkan, BUMI terakhir kali membagikan dividen pada 2009 dengan nilai Rp 50,6 per saham. Di aman dividen pay out ratio sekitar 15% dari laba bersih 2008 yakni US$ 645,36 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News