Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
Hingga akhir tahun, harg emas dianggap masih cukup bullish, karena pemangkasan suku bunga The Fed juga mencerminkan bahwa inflasi AS belum sesuai ekspektasi regulator moneter AS tersebut. Sehingga, kondisi ini akan terus membawa harga emas untuk naik di rentang US$ 1.360 per ons troi hingga US$ 1.370 per ons troi.
Deddy sendiri termasuk yang meragukan bahwa harga emas bisa melaju ke level US4 1.500 per ons troi tahun ini, dengan syarat ada kemungkinan negosiasi perang dagang AS dan China berjalan mulus.
Di samping itu, kepastian Brexit yang semakin jelas dan meredanya ketegangan di Timur Tengah bisa menekan kenaikan tren harga emas ke depan.
Baca Juga: Harga emas masih bergerak di sekitar rekor tertinggi
Namun, meskipun pergerakan harga emas diprediksi berada di bawah US$ 1.400 per ons troi, namun kondisi tersebut masih relevan dengan kondisi yang ada. Apalagi, selama harga masih di atas level US$ 1,200 per ons troi, maka harga emas masih bisa dikatakan berada di tren bullish.
Secara teknikal, Deddy mengungkapkan masih cukup solid atau kuat. Dilihat dari indikator moving average (MA) pergerakan harga emas masih berada di level MA50, MA100 dan MA200 yang mengindikasikan harga emas masih akan menguat.
Selain itu, indikator stochastic juga masih di area 63 yang mengindikasikan tren kenaikan, diikuti RSI juga di level 59 yang berpotensi mengangkat harga emas dengan MACD di area positif.
Baca Juga: Harga Berlian Belum Secantik Kilaunya
Untuk itu, Deddy masih merekomendasikan investor untuk buy on weakness pada perdagangan Selasa (23/7) dengan rentang resistance di level US$ 1.445,40 per ons troi; US$ 1.465,47 per ons troi; US$ 1.478,11 per ons troi.
Sedangkan untuk level support besok berada di kisaran US$ 1.412,70 per ons troi; US$ 1.400 per ons troi; US$ 1.379,90 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News