kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mampukah emas menyentuh level US$ 1.500?


Senin, 22 Juli 2019 / 19:40 WIB
Mampukah emas menyentuh level US$ 1.500?


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masih awetnya harga emas di level harga tinggi, yakni di atas US$ 1.400 per ons troi, didukung beberapa sentimen. Kelihatannya, penguatan harga emas masih akan berlanjut dengan tren bullish, meskipun kemungkinan sampai ke level US$ 1.500 per ons troi belum cukup kuat terjadi di tahun ini.

Asal tahu saja, berdasarkan data Bloomberg, sejak 1 Juli 2019 harga emas global sudah menguat sebanyak 2,80% ke level US$ 1.428 per ons troi hingga Senin (22/7).

Analis Asia Trade Future Deddy Yusuf Siregar mengatakan, salah satunya penyebab kenaikan harga emas dipicu pernyataan lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) beberapa waktu lalu menyatakan, nilai kurs dollar AS saat ini sudah terlalu tinggi, di tengah kondisi ekonomi global saat ini.

Selain itu, sinyal kuat Bank Sentral AS (The Fed) yang diperkirakan bakal memangkas suku bunga acuannya (FFR) di akhir Juli 2019 turut menjadi alasan kuat bagi harga emas untuk melaju naik. Ada dua skema yang tengah dipertimbangkan pasar saat ini, yakni kemungkinan penurunan FFR hingga 25 basis poin (bps) atau 50 bps. 

"Kalau The Fed memilih agresif pangkas FFR hingga 50bps, ini bisa buat harga emas melonjak naik menyentuh level US$ 1.500 per ons troi," jelas Deddy kepada Kontan, Senin (22/7).

Baca Juga: Sudah terlampau tinggi, harga emas waktunya koreksi

Sebaliknya, jika pemangkasan FFR belum agresif, maka harga emas diperkirakan berada di kisaran US$ 1.450 per dollar AS. Di sisi lain, data PDB kuartal II AS yang bakal dirilis pekan ini turut bakal menjadi bahan pertimbangan The Fed dalam memutuskan kebijakan moneternya bulan ini.

Sementara itu, ketegangan di Timur Tengah (Timteng) masih berlanjut di mana Iran kembali menahan kapal tengker berbendera Inggris. Deddy mengatakan eskalasi itu ditakutkan bakal turut melibatkan AS dan Inggris secara bersamaan, mengingat AS sempat mengeluarkan statement akan melakukan segala cara menjauhkan  kapal tanpa awak milik Iran mendekati kapal perang AS.

Sementara itu, belum ada kepastian negosiasi perang dagang antara AS dan China. Pasar juga masih menanti perkembangan politik di Inggris jika Boris Johnson benar-benar terpilih sebagai Perdana Menteri Inggris Theresa May.

"Keempat faktor ini saya kira yang menjadi pemicu atau memantik naiknya harga emas," kata Deddy kepada Kontan.co.id. 

Baca Juga: Harga emas siang ini terangkat ketegangan Iran dan Inggris di Teluk Persia

Di tengah kondisi tersebut, Deddy mengungkapkan investor belum memiliki pilihan instrumen investasi yang lebih menarik dari safe haven, khususnya emas. apalagi pasar juga sedang mengalami gejolak, sehingga pasar lebih fokus pada menanti perkembangan FOMC.

Hingga akhir tahun, harg emas dianggap masih cukup bullish, karena pemangkasan suku bunga The Fed juga mencerminkan bahwa inflasi AS belum sesuai ekspektasi regulator moneter AS tersebut. Sehingga, kondisi ini akan terus membawa harga emas untuk naik di rentang US$ 1.360 per ons troi hingga US$ 1.370 per ons troi.

Deddy sendiri termasuk yang meragukan bahwa harga emas bisa melaju ke level US4 1.500 per ons troi tahun ini, dengan syarat ada kemungkinan negosiasi perang dagang AS dan China berjalan mulus.

Di samping itu, kepastian Brexit yang semakin jelas dan meredanya ketegangan di Timur Tengah bisa menekan kenaikan tren harga emas ke depan.

Baca Juga: Harga emas masih bergerak di sekitar rekor tertinggi

Namun, meskipun pergerakan harga emas diprediksi berada di bawah US$ 1.400 per ons troi, namun kondisi tersebut masih relevan dengan kondisi yang ada. Apalagi, selama harga masih di atas level US$ 1,200 per ons troi, maka harga emas masih bisa dikatakan berada di tren bullish.

Secara teknikal, Deddy mengungkapkan masih cukup solid atau kuat. Dilihat dari indikator moving average (MA) pergerakan harga emas masih berada di level MA50, MA100 dan MA200 yang mengindikasikan harga emas masih akan menguat.

Selain itu, indikator stochastic juga masih di area 63 yang mengindikasikan tren kenaikan, diikuti RSI juga di level 59 yang berpotensi mengangkat harga emas dengan MACD di area positif.

Baca Juga: Harga Berlian Belum Secantik Kilaunya

Untuk itu, Deddy masih merekomendasikan investor untuk buy on weakness pada perdagangan Selasa (23/7) dengan rentang resistance di level US$ 1.445,40 per ons troi; US$ 1.465,47 per ons troi; US$ 1.478,11  per ons troi.

Sedangkan untuk level support besok berada di kisaran US$ 1.412,70 per ons troi; US$ 1.400 per ons troi; US$ 1.379,90 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×