kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Loomis: Mata uang Asia bakal melemah karena inflasi


Jumat, 11 Maret 2011 / 11:31 WIB
Loomis: Mata uang Asia bakal melemah karena inflasi
ILUSTRASI. Dari kirI: Suasana kantor PT. Bakrie & Brothers (BNBR) di Bakrie Tower, Jumat (13/12).BNBR berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp.349,496 miliar pada kuartal III 2019, meningkat 128,62 % dibanding periode sama tahun lalu yang mencatatkan kerugian Rp.1


Reporter: Astri Kharina Bangun, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

SYDNEY. Loomis Sayles & Co memperkirakan, inflasi di sektor makanan dan energi akan mendorong bank-bank sentral di negara emerging market, termasuk Indonesia dan Korea Selatan, menaikkan suku bunga acuan. Tak cuma itu, mata uang kedua negara tersebut pun bakal melemah.

Kemarin, Bank Korea menaikkan suku bunga acuan untuk kedua kalinya di tahun ini, setelah harga barang konsumsi melampaui target tertinggi selama dua bulan berturut-turut.

Pemerintah China, Indonesia, dan Thailang telah menambah biaya pinjaman di 2011, seiring lonjakan harga bahan pangan bulan lalu. Perdana menteri Afrika Selatan dan Deputi Bank Indonesia pada Februari lalu mengatakan penguatan mata uang dapat mencegah kenaikan harga.

Wakil kepala Global Fixed Income Loomis David Rolley melihat ada kemungkinan apresiasi penguatan mata uang di banyak negara emerging market di Asia. "Jika negara-negara tersebut ingin melawan inflasi, sebaiknya menyerah saja dalam perang kurs mata uang," lanjut David dalam sebuah wawancara di Sydney, kemarin.

Para ekonom Barclays Capital dalam laporan tertanggal 25 Februari mengungkapkan, rata-rata harga meningkat 6% di negara emerging market, sementara di negara-negara berkembang kenaikannya kurang dari 2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×