Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali berkabut merah akhir perdagangan Kamis (19/7) kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 19,65 poin (-0,33%) sebelum mendarat di angka 5.871,08-.
LQ45, indeks saham dengan konstituen saham-saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, turut melorot. Turun 5,74 poin (-0,62%), LQ45 hinggap di level 920,97.
Pergerakan indeks utama kemarin tidak mengubah komposisi daftar 10 saham LQ45 dengan PER terkecil dari hari bursa sebelumnya.
Bumi Resources Tbk (BUMI), Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), dan Waskita Karya Tbk (WSKT) masih berada di posisi tiga pertama saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan, masing-masing dengan PER 2,97 kali, 3,10 kali, dan 4,46 kali. Posisi selanjutnya diisi oleh WSBP, AKRA, INDY, PTBA, BBTN, PGAS, dan BBNI.
Sejalan dengan indeks yang merah, kemarin hanya tiga saham penghuni daftar 10 LQ45 dengan PER terkecil tercatat naik harga. Mereka adalah SRIl, Indika EnergyTbk (INDY), dan Bukit Asam Tbk (PTBA).
Lima saham yang turun harga adalah WSKT, Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), AKR Corporindo Tbk (AKRA), Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
Dua saham yang tak berubah harga penutupannya adalah BUMI dan Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama tidak terjadi perubahan laba bersih per saham.
Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News