kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lima emiten ini akan bagi dividen, begini rekomendasi analis


Rabu, 27 November 2019 / 20:28 WIB
Lima emiten ini akan bagi dividen, begini rekomendasi analis


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam waktu dekat ini, ada lima emiten yang akan membagikan dividen interim tahun buku 2019 dan belum melewati jadwal cum date. Mereka adalah PT Unilever Tbk (UNVR) dengan besaran dividen Rp 430 per saham, PT Indo Kordsa Tbk (BRAM) sebesar Rp 200 per saham, serta PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) Rp 21 per saham.

Ada juga PT Sepatu Bata Tbk (BATA) yang akan memberikan dividen interim Rp 3,22 per saham dan PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) Rp 3 per saham.

Jika dibandingkan dengan harga pada penutupan perdagangan Rabu (27/11), maka emiten yang memberikan yield dividen paling besar adalah DMAS, yakni 6,64%. Disusul oleh IPCM 1,52%, BRAM 1,49%, UNVR 1,05%, dan BATA 0,49%.

Baca Juga: Jasa Armada Indonesia (IPCM) segera bagikan dividen interim sebesar Rp 15,8 miliar

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, dalam mengeksekusi suatu saham perusahaan yang akan membagikan dividen, investor tidak bisa hanya melihat besaran yield-nya, melainkan juga harus melihat likuiditasnya.

"Kalau tidak likuid, setelah dibeli akan susah untuk menjualnya," ucap dia saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (27/11).

Menurut dia, DMAS dan UNVR merupakan pilihan yang paling menarik karena menawarkan yield dividen yang cukup tinggi serta memiliki likuiditas lebih baik daripada sisanya.

Baca Juga: Pendapatan turun, simak rekomendasi saham Indo Tambang (ITMG)

Sebagai gambaran, pada hari ini, saham DMAS ditransaksikan sebanyak 2.891 kali yang melibatkan 69,65 juta saham senilai Rp 22,4 miliar. Sementara itu, UNVR ditransaksikan 3.742 kali dengan jumlah saham 1,64 juta unit senilai Rp 68,15 miliar.

Sementara IPCM hanya ditransaksikan 29 kali, BATA 19 kali, dan BRAM sama sekali tidak mencatatkan transaksi.

Bernada serupa, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas juga berpendapat bahwa DMAS bisa menjadi pilihan investasi apabila mengharapkan yield yang besar. "Investor bisa juga trading sampai menjelang cum date karena dengan persentase yield tersebut, ada peluang harga DMAS akan naik lagi dari saat ini," kata dia.

Meskipun begitu, jika investor berminat untuk berinvestasi jangka panjang pada saham DMAS, Sukarno melihat prospeknya juga akan bagus. Pasalnya, perusahaan yang bergerak di bisnis lahan industri ini akan mendapat sentimen positif dari tren penurunan suku bunga.

Baca Juga: Penurunan suku bunga bank jadi sentimen positif bagi saham emiten properti Sinarmas

Terlebih lagi, menurut dia, kinerja keuangan DMAS yang terbaru menunjukkan hasil yang cukup menarik. Sebagai informasi, per September 2019 ini, DMAS mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 220,6% year on year (yoy) menjadi Rp 1,27 triliun dari sebelumnya Rp 396,09 miliar. 

Dari segi laba bersih, perusahaan ini juga mencatatkan peningkatan 334,71% yoy, dari Rp 174,62 miliar menjadi Rp 759,1 miliar.

Oleh karena itu, Sukarno merekomendasikan investor untuk buy DMAS dengan target harga Rp 365 per saham. Sementara itu, William menyarankan buy DMAS dengan target harga Rp 350 dan UNVR dengan target harga Rp 50.000 per saham. Per perdagangan Rabu (27/11), saham DMAS ditutup pada level Rp 316 per saham dan UNVR Rp 41.000 per saham.

Baca Juga: Omnibus Law Perpajakan Ditargetkan Berlaku Tahun Depan, Ini Untung Ruginya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×